Sektor pangan merupakan penentu dalam pengendalian inflasi di tanah air. Alasannya, karena pada umumnya inflasi daerah dipicu oleh kurangnya ketersediaan pangan.
- Pemprov Sumsel Ajukan Enam Raperda, Ini Daftarnya
- Jelang Akhir Masa Jabatan, DPR Diminta Sahkan RUU Miras
- Calon Tunggal di Pilkada Empat Lawang Menguat, Pengamat Sebut Syarat Demokrasi Tidak Terpenuhi
Baca Juga
Begitu kata Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto kepada wartawan, Rabu (28/9).
Atas alasan itu, eko menilai perluasan kerja sama antardaerah dan optimasilisasi sektor distribusi penting dilakukan.
“Apalagi, tidak semua daerah punya kapasitas produksi pangan yang mumpuni,” ujarnya.
Eko menyarankan agar daerah yang punya kemampuan produksi pangan baik mampu memaksimalkan produksi pangan. Hal itu dinilai akan mampu membantu pemerintah daerah menurunkan angka inflasi di daerah.
"Nah, masalahnya transaksi pangan antara daerah penghasil dengan daerah-daerah yang bukan penghasil ini masih terbatas, baik karena jauhnya jarak, maupun terbatasnya jumlah pedagang antardaerah dan antarpulau yang menjadi faktor pengungkit transaksi antar daerah,” demikian Eko.
- Tarif Listrik dan Harga Emas Dongkrak Inflasi Sumsel di Bulan Maret 2025
- Kendalikan Inflasi, Sumsel Luncurkan Gerakan Tanam Cabai dan Bawang Merah Serentak
- Inflasi Tahunan Desember 2024 Tercatat 1,57 Persen, Dipicu Kenaikan Harga Bahan Pokok