Ada kesan ketidakberdayaan diperlihatkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto soal kondisi partainya di akhir pemerintahan Jokowi-Maruf.
- Usai Diperiksa KPK 8 Jam, Hasto Keluar Pakai Rompi Oranye
- Sore Ini Diputus, KPK Harap Hakim Tolak Praperadilan Hasto
- KPK Yakin PDIP Tidak Akan Ganggu Penggeledahan di Rumah Hasto Kristiyanto
Baca Juga
Direktur Eksekutif Sentral Politika, Subiran Paridamos mengamati, Hasto semakin rajin mengkritik Presiden Jokowi setelah penetapan hasil pemilihan umum (Pemilu) 2024.
"Mulai dari isu penyalahgunaan kekuasaan dalam pilpres, penggembosan PDIP. Menuduh Jokowi dalang melorotnya suara PPP dan ingin merebut Golkar, terakhir Jokowi diisukan mau rebut PDIP," ujar Subiran kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (6/4).
Lulusan magister Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) itu memandang, secara psikologis komunikasi politik PDIP cenderung menunjukkan kondisi tidak berdaya.
"Orang yang terus-terusan menyerang lawan politik adalah pertanda posisinya sedang terancam, lemah, dan tak berdaya menghadapi kekuatan politik yang sangat kuat dari Presiden Jokowi," tuturnya.
Oleh sebab itu, ia menyayangkan manuver elite PDIP termasuk Hasto justru menggunakan gaya komunikasi politik menyudutkan lawan politik. Padahal, PDIP termasuk partai reformasi yang punya ideologi kuat.
"Sebagai sekjen partai, idealnya komunikasi politik Hasto lebih bijaksana," pungkas Subiran.
- KPK: Harun Masiku Terdeteksi di PTIK Bersama Staf Hasto Kristiyanto
- KPK Dalami Dugaan Hasto Kristiyanto jadi Penyokong Dana Pelarian Harun Masiku
- Usai Diperiksa KPK 8 Jam, Hasto Keluar Pakai Rompi Oranye