Sekali Kayu Dua Kali Untung: Cerita di Balik Usaha Pembuatan Arang dari Kampung Suka Maju 

Proses pembuatan arang secara tradisional di Desa Suka Maju Kecamatan Air Lintang Kabupaten Muara Enim/Noviansyah
Proses pembuatan arang secara tradisional di Desa Suka Maju Kecamatan Air Lintang Kabupaten Muara Enim/Noviansyah

Dari sebuah desa di pedalaman Kabupaten Muara Enim, tepatnya di Kampung  Suka Maju, Kelurahan Air Lintang, Kabupaten Muara Enim, tersimpan kisah sederhana namun sarat makna tentang kehidupan. 


Meski dalam setiap kehidupan selalu dijejali teknologi yang modern, sekelompok warga masih setia menjaga tradisi leluhur dengan membuat arang secara tradisional.

Salah satunya adalah Sam, seorang pria paruh baya yang telah puluhan tahun menggantungkan hidupnya pada tumpukan kayu bakar. Dengan tangan terampil, ia mengubah kayu-kayu sisa menjadi arang berkualitas, sebuah proses yang membutuhkan kesabaran dan kekuatan fisik yang tak sedikit.

"Saya sudah terbiasa dengan pekerjaan ini sejak muda. Rasanya seperti mewarisi ilmu dari orang tua," ujar Sam sembari mengusap keringat di dahinya.

Proses pembuatan arang secara tradisional di Kampung Suka Maju Kecamatan Air Lintang Kabupaten Muara Enim/Noviansyah

Membuat arang bukanlah perkara mudah. Dimulai dari pemilihan kayu yang tepat, kemudian proses penumpukan kayu di dalam tungku tanah yang berdiameter hingga 2 meter. 

Tungku itu kemudian ditutup rapat dengan tanah, menyisakan lubang kecil untuk sirkulasi udara. "Kami biasa menggunakan kayu sisa dari kebun atau lahan kosong. Sayang kalau dibuang, lebih baik dimanfaatkan," tambah Sam.

Proses pembakaran bisa memakan waktu hingga dua hari dua malam. Selama itu, para perajin harus terus mengawasi tungku agar api tidak padam dan kayu terbakar merata. Hujan deras pun tak menyurutkan semangat mereka.

"Kalau tungku bocor, kayu bisa jadi abu semua. Jadi harus benar-benar diperhatikan," jelasnya.

Proses pembuatan arang secara tradisional di Kampung Suka Maju Kecamatan Air Lintang Kabupaten Muara Enim/Noviansyah

Lebih dari Sekadar Bahan Bakar

Arang yang dihasilkan dari proses panjang ini memiliki kualitas yang baik dan banyak dicari. Selain digunakan untuk memasak, arang juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan lainnya, seperti bahan bakar untuk industri rumah tangga atau bahan baku untuk pembuatan produk kerajinan.

"Alhamdulillah, hasil membuat arang ini cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kalau ada sisa, bisa dijual," ungkap Sam.

Meski memberikan penghasilan, pekerjaan membuat arang juga dihadapkan pada sejumlah tantangan. Ketersediaan kayu yang semakin terbatas, perubahan iklim, serta persaingan dengan produk arang modern menjadi beberapa kendala yang harus dihadapi.

"Harapannya, pemerintah bisa memberikan perhatian lebih kepada kami, para perajin arang. Mungkin bisa dengan memberikan bantuan modal atau pelatihan agar kami bisa meningkatkan kualitas produk dan pemasaran," jelasnya.

Keberadaan para perajin arang di Kampung Suka Maju adalah bukti nyata tentang pentingnya melestarikan kearifan lokal. Mereka tidak hanya menghasilkan produk yang bermanfaat, tetapi juga menjaga tradisi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. 

"Selain kami ada juga beberapa warga lain yang memproduksi arang. Tapi sudah tidak banyak," pungkasnya.