Rusia berusaha menjauhkan mata uang dolar dan euro dalam hubungan komersial, ekonomi, dan investasi dengan mitra luar negerinya untuk melawan tekanan geopolitik barat yang berkembang melalui mata uangnya.
- Negosiasi Damai Rusia-Ukraina Guncang Pasar, Harga Minyak Naik Lagi
- Rusia dan Ukraina Makin Panas, Harga Minyak Naik Lagi
- Pesawat F-16 Ukraina Jatuh Ditembak Rusia, Satu Pilot Tewas
Baca Juga
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Pankin mengatakan untuk mencapai hubungan yang stabil dengan mitra Rusia, maka perlu ntuk menghindari penggunaan mata uang barat yakni dolar AS dan euro kemudian beralih ke mata uang nasional.
Pankin menekankan sistem keuangan global yang dibangun oleh Washington saat ini telah terbukti tidak sesuai dengan kondisi tatanan dunia yang multipolar dan pada dasarnya telah dijadikan instrumen untuk mencapai tujuan politik satu kelompok negara tertentu.
"Sangat jelas bahwa dalam kondisi saat ini Barat bermaksud untuk terus menyalahgunakan posisi istimewanya. Khususnya saat mereka menjatuhkan sanksi tidak sah pada Rusia, sehingga kami berpikir untuk melakukan dedolarisasi untuk mempertahankan kedaulatan kami," tegasnya.
Wamenlu Rusia menjelaskan mekanisme transaksi dalam mata uang nasional telah berhasil dibuat dengan sejumlah negara, dan pembayaran menggunakan rubel pada ekspor energi dan produk makanan, telah disiapkan.
BRICS, SCO, dan platform internasional lainnya juga akan mendukung wacana multilateral ini.
- Negosiasi Damai Rusia-Ukraina Guncang Pasar, Harga Minyak Naik Lagi
- Harga Emas Terus Melambung Didorong Depresiasi Dolar dan Perang Tarif
- Gawat! Rupiah Diprediksi Tembus Rp17.000 per Dolar AS Tahun Ini