Warga Kota Banda Aceh dikejutkan oleh aksi pelemparan granat ke rumah calon Gubernur Aceh, Bustami Hamzah, pada Senin, (2/9) dini hari sekitar pukul 05.20 WIB.
- Ariza Patria Mundur dari Pilkada Tangsel
- Parpol Lain Mulai Dekati Puan Untuk Bertemu Megawati
- Merasa Dimusuhi Jadi Kode Megawati Ingin Segera Bertemu Prabowo
Baca Juga
Kediaman pribadi Bustami tersebut terletak di Gampong Pineung, Kecamatan Syiah Kuala.
Berdasarkan pantauan di lokasi, saat ini tim penjinak bom Brimob telah tiba di lokasi untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Polisi juga telah memasang garis polisi (Police Line) di sekitar rumah mantan Penjabat (Pj) Gubernur Aceh tersebut.
Kepolisian Resor Kota (Polresta) menyebutkan pelemparan granat ke rumah Calon Gubernur (Cagub) Aceh, Bustami Hamzah diduga dilakukan oleh dua orang pelaku. Hal itu diketahui berdasarkan rekaman CCTV.
"Diduga dua orang (pelaku) menggunakan sepeda motor," kata Kasat Reskrim Polresta Banda Aceh, Kompol, Fadhillah Aditya Pratama dalam konferensi pers di Mapolresta.
Menurut Fadillah, dua terduga pelaku tersebut menggunakan sweater yang ada hoody. Namun wajah kedua tidak jelas terlihat.
"Wajahnya tidak terlihat, kurang jelas juga (apakah menggunakan helm) masih gelap gambarnya," ucapnya.
Fadhillah menjelaskan, ledakan di tempat Bustami terjadi tepat pukul 05.15 WIB . Saat ini, tim telah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
"Mohon waktu kami melakukan pendalaman penyelidikan ya, kami sudah membentuk tim dengan polda, Jibom, dan Densus 88" ujar Fadhillah.
Fadillah menyebutkan, di TKP, Polisi menemukan pen jenis granat. Namun, belum bisa dipastikan apa jenis benda yang menyebabkan ledakan di rumah mantan Penjabat (Pj) Gubernur Aceh tersebut.
"Saya belum bisa memastikan ya karena perlu ada labfor juga dan perlu informasi lebih jelas selanjutnya. Namun tidak ada korban jiwa," sebutnya.
Minta Polisi Usut Tuntas
Sejumlah pihak mengecam keras aksi pelemparan granat ke rumah calon gubernur (Cagub) Aceh, Bustami Hamzah. Salah satunya, Ketua Sahabat Kuliner Aceh (SKA), J. Kamal Farza.
Menurutnya, aksi tersebut merupakan pelecehan, merendahkan martabat kemanusiaan. "Penggranatan itu merupakan dan gangguan serius terhadap perdamaian dan demokrasi di Aceh," kata Kamal J. Kamal Farza dalam keterangan persnya, Selasa (3/9).
Kamal meminta aparat kepolisian serius untuk mengungkapkan dan membeberkan siapa pelaku dan aktor intelektual dibalik aksi penggranatan tersebut.
Hal tersebut penting untuk menghindari fitnah dan syakwasangka terhadap kandidat lain atau pengikutnya yang saat ini sedang bertarung dalam Pilkada di Aceh.
"Polisi harus membuat terang peristiwa itu dan menangkap siapa pelakunya," tegasnya.
Kamal Farza juga mengimbau semua pihak menahan diri dan tidak terprovokasi terhadap aksi tersebut. Semua pihak, terutama pegiat bisnis kuliner di Aceh harus tetap bekerja seperti biasa.
"Jangan terpengaruh dengan gangguan, provokasi, dan aksi-aksi yang mengganggu keamanan dan kenyamanan masyarakat," ujar Kamal mengingatkan.
- Jangan Hanya Rafael Alun, KPK Harus Berani Garap Sri Mulyani
- IPW Desak Kapolri Periksa Oknum Polri yang Diduga Terlibat Mafia Tambang di Sumsel
- Beredar Dugaan Peta Aliran Korupsi BTS Kominfo, Ada "Hidden Actor"