Sebanyak 1.000 sapi ternak di Kota Palembang didiagnosa terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Kondisi ini terjadi di beberapa daerah di Kota Palembang mulai dari Sukawinatan, Soak Bato, Ponorogo, Talang Jambi hingga Talang Jering.
- OKI Siaga PMK Jelang Idul Adha
- Meski Pencegahan Telah Dilakukan, Wabah PMK Mulai Merebak di Banyuasin
- Usai Diperiksa, Tempat Penjualan Hewan Kurban di Muba Diberi SKKH
Baca Juga
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Sumsel, Ruzuan Effendi status positif PMK itu hanya diketahui melalui pengecekan laboratorium. Kalau belum ada hasilnya, maka tidak bisa dikatakan PMK.
"Yang mendiagnosa PMK itu hanya hasil laboratorium bukan peternak maupun dokter hewan," tegasnya.
Dia juga mengaku, dari beberapa hasil laboratorium ada beberapa sapi yang sakit. Namun, hasilnya negatif PMK saat dilakukan pengecekan laboratorium. Artinya, tidak semua sapi sakit itu positif PMK.
Karena itu, dia mengajak semua pihak untuk tidak membuat resah apalagi menjelang lebaran. Selain itu, dia juga mengimbau untuk tetap menjaga lingkungan, dan kesehatan hewan ternak, jangan sampai ada yang terjangkit baik melalui perpindahan dan lain sebagainya.
"Kami juga terus berupaya untuk mencegah penyebaran PMK ini di Sumsel," tutupnya.
Sebelumnya, Ketua Koperasi Usaha Lestari, Yani mengklaim gejala PMK yang menjangkit sapi ternak miliknya terjadi sejak awal Juni lalu. kondisi serupa juga terjadi pada peternak lain di kawasan tersebut.
“Rata-rata di daerah Sukajaya ini semuanya sudah seperti ini, mulai dari Sukawinatan, Suak Bato, Ponorogo, Talang Jambi, hingga Talang Jering,” kata Yani yang juga seorang peternak sapi.
Adapun jenis sapi yang terjangkit PMK tersebut beragam, mulai sapi biasa, bali, limosin, hingga jenis sapi lainnya.
- Peternak Menjerit, Pemerintah Harus Ambil Langkah Terintegrasi Kendalikan PMK
- PMK Tak Kunjung Reda, Pasar Hewan di Rembang Terancam Ditutup
- Antisipasi Penyebaran PMK, Pemerintah OKU Timur Lakukan Vaksinasi Serentak