Raup Rp1,2 Miliar, Pelaku Investasi Bodong Ditangkap saat Pulang Berlebaran

Radag Gladis Meychindi ditangkap polisi karena terlibat kasus investasi bodong. (Ist/rmolsumsel.id)
Radag Gladis Meychindi ditangkap polisi karena terlibat kasus investasi bodong. (Ist/rmolsumsel.id)

Sempat menghilang dan bersembunyi di Jakarta sejak Maret 2022, Rada Gladis Meychindi (24) berhasil ditangkap polisi di rumahnya, Senin (16/5). Warga Jalan KH Azhari, Lorong Kedemangan, Kelurahan 7 Ulu, Kecamatan SU I, Palembang tersebut terlibat kasus investasi bodong.


Tak tanggung-tanggung, perempuan muda itu berhasil mengumpulkan total Rp1,2 miliar dari para ibu-ibu yang terbujuk rayuannya.

Kasubdit 3 Jatanras Ditreskrimum Polda Sumsel, Kompol Agus Prihandinika mengatakan, Radah ditangkap petugas dari Unit 4 Subdit 3 Jatanras Polda Sumatera Selatan di kediamannya pada Rabu (18/5). Radah ditetapkan menjadi tersangka tindak penipuan dan penggelapan pasal 372 dan 378 KUHP dengan ancaman hukuman 4 tahun penjara.

“Modusnya pelaku menawarkan sejumlah bisnis yang sebelumnya dijalankan dengan menjanjikan keuntungan sebesar 20 persen. Laporan dari korban yang kami terima baru satu orang. Kami imbau jika ada korban lain yang merasa dirugikan silakan melapor,” kata Agus, Rabu (18/5).

Sebelumnya, ratusan orang yang didominasi emak-emak tertipu investasi makanan jenis pempek dos cabe, seafood dan galery Gladis. Pelaku menawarkan keuntungan sebanyak 20 persen dari setiap modal yang diberikan oleh korban. Total pelaku meraup sekitar Rp1,2 miliar dari sekitar 100 orang member.

Tersangka Radah mengaku, pada awalnya usaha pempek dos cabe, gerai seafood, salon dan gerai pakaian jadi tersebut dijalankannya dengan sistem pinjam modal. Namun lambat laun usaha tersebut menjadi investasi.

“Seingat saya ada 100 orang member yang ikut menanamkan modalnya. Jumlah pastinya saya kurang tahu, karena yang tahu itu admin saya. Admin saya ada enam orang,” terangnya.

Menurutnya usaha investasi mulai rugi sejak awal bulan Oktober 2021. Sejak saat itu investasi yang ditanamkan oleh para nasabahnya untuk gali lubang tutup lubang.

“Total investasi keseluruhan yang masuk mencapai Rp1,2 miliar. Tapi, habis  untuk mengembalikan uang member yang rata-rata kebanyakan wanita. Sekarang masih ada sekitar 50 persen,” tuturnya.