Puluhan Truk Batubara Parkir di Jalan Provinsi, Warga Muara Enim Resah 

Puluhan Truk Batubara terparkir di  jalan umum Kabupaten Muara Enim/Foto:Noviansyah
Puluhan Truk Batubara terparkir di jalan umum Kabupaten Muara Enim/Foto:Noviansyah

Keberadaan angkutan Batubara yang terparkir memanjang jalan Sultan Mahmud Badarudin (SMB) II, Kelurahan pasar II dan Air Lintang Muara Enim, yang menghubungkan Muara Enim dengan Kabupaten Lahat mulai dikeluhkan warga.


Pasalnya, keberadaan angkutan Batubara tersebut selain menghalangi pandangan pengendara juga memakan hampir separuh badan jalan yang mengakibatkan jalan menyempit dan membuat rawan kecelakaan.

Salah satu pengguna jalan, Rohimat (57) mengatakan, keberadaan angkutan berat batubara yang kerap parkir di sepanjang jalan lintas Provinsi ini sangat mengganggu pengendara lain. 

Meskipun diakuinya, dirinya tidak mengetahui alasan kendaran tersebut terparkir disana, sebagai pengguna jalan dirinya merasa resah dan khawatir.

"Beberapa kendaraan tidak menyalakan lampu darurat saat berhenti, saat gelap dengan pandangan terbatas bisa saja kita menghantam truk yang terparkir tersebut, karena separuh badan truk masuk ke jalan lintas," katanya kepada kantor berita RMOLSumsel, Selasa (2/8).

Lebih lanjut dia menjelaskan, angkutan batubara yang lewat di depan ada simpang Kompi menuju Kabupaten Lahat bisa kerap menghalangi pandangannya sehingga menimbulkan kerawanan bagi pengendara lain.

Parahnya, persimpangan tersebut terletak di tikungan pengendara harus extra hati-hati, apalagi banyak truk-truk besar dengan muatan batubara terparkir.

"Saya tidak tahu aturannya, yang jelas ini harus ditertibkan, kebanyakan truk yang parkir di sini mengangkut Batubara, saya tidak tahu pasti tujuannya ke mana," pungkasnya.

Pengguna jalan lainnya, Risman (44) mengatakan, setiap malam kendaraan angkutan ini selalu parkir di sini, biasanya dibawah pukul 24:00 WIB, ada banyak truk, kadang bisa sampai sepuluh truk terparkir.

Akibatnya banyak pengendara sepeda motor dan mobil yang kesulitan menyebrang, serta hawatir saat benyebrang beradu dengan kendaraan lain, karena pandangannya terhalang keberadaan angkutan batubara.

"Apa lagi ini kan jalan lintas, jadi rata-rata kendaraan melintas dengan kecepatan tinggi, dengan keberadaan truk-truk ini dikhawatirkan terjadi kecelakaan," bebernya.

Dirinya berharap, pemerintah melalui dinas terkait, menguoayakan penertiban untuk menjaga kenyamanan dan keamanan lalu lintas pengendara. "Karena ini kan jalan umum ya, jadi jangan seenaknya. Angkutan batubara itu harusnya punya jalur khusus," tukasnya.