Puluhan ternak kerbau di Kecamatan Merapi Selatan, Kabupaten Lahat, dilaporkan mati mendadak dalam dua bulan terakhir akibat wabah penyakit Septicemia Epizootica (SE) atau yang dikenal sebagai penyakit “ngorok.”
- Kapolres Muara Enim Pimpin Sertijab Kasat dan Kapolsek
- BBM Naik, Masyarakat Keluhkan Tarif Angkutan
- Pj Gubernur Agus Fatoni Perkuat Sinergi bersama Direktur Pupuk Indonesia Kembangkan Potensi Pertanian Sumsel
Baca Juga
Diperkirakan sekitar 40-50 ekor kerbau mati, belum termasuk sapi yang terpaksa disembelih karena menunjukkan gejala serupa.
Tokoh masyarakat Merapi Selatan, Andi Sucitera, mengungkapkan bahwa kematian ternak terjadi di berbagai lokasi karena kebanyakan kerbau diliarkan.
“Ada yang mati di kubangan, kebun, hutan, bahkan aliran sungai,” katanya, Senin (28/4/2025).
Andi meminta pemerintah dan dinas terkait segera menangani wabah ini secara serius.
“Jika lamban, seluruh ternak kerbau dan sapi warga bisa habis. Kami berharap tindakan pengobatan tidak sekadar menjadi kegiatan seremonial,” tegasnya.
Salah satu peternak, Febri, mengaku sudah kehilangan tujuh ekor kerbau yang mati mendadak. Lima ekor lainnya disembelih, sementara dua ekor terpaksa dijual murah.
“Gejalanya diawali dengan hidung berlendir, lalu dalam waktu sekitar 4 jam kerbau kejang-kejang dan mati,” jelas Febri.
Kendala utama peternak adalah biaya tinggi untuk menangkap dan mengandangkan ternak mereka, yang bisa mencapai Rp1 juta per ekor. Namun, mereka siap bekerja sama jika pemerintah menetapkan jadwal pengobatan.
Kabid Peternakan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan Kabupaten Lahat, Adi Sulistiyono, membenarkan bahwa kematian ternak disebabkan oleh SE.
“Kami sudah dua kali ke lokasi untuk mengobati ternak yang sakit dan memberikan vitamin pada ternak sehat,” ujarnya.
Namun, ia menekankan bahwa banyaknya ternak yang diliarkan menjadi tantangan besar dalam penanganan wabah ini.
“Kami berharap peternak, pemerintah desa, dan kecamatan bekerja sama dengan mengandangkan hewan ternak saat jadwal pengobatan,” tambahnya.
Adi juga mengimbau agar peternak tidak menjual hewan yang terindikasi sakit untuk mencegah penyebaran penyakit ke wilayah lain.
“Meski penyakit ini tidak menular ke manusia, namun dapat menyerang sapi dan kambing,” pungkasnya.
- Dinas Pertanian Lubuklinggau Beberkan Langkah Pencegahan Penyakit Ngorok pada Kerbau
- Penyakit Ngorok Serang Kerbau di Empat Wilayah, DKPP Sumsel Siapkan 10.000 Dosis Vaksin Septicaemia Epizootice
- Giliran Puluhan Kerbau di Empat Lawang Mati Mendadak, Diduga Terserang Penyakit Ngorok