Hujan deras yang mengguyur wilayah Tasikmalaya dan Ciamis membuat debit air meninggi. Akibatnya, proyek Bendungan Leuwikeris Paket 1 menjadi jebol.
- Pangdam II/Sriwijaya Pastikan Pilkada di Sumsel Berjalan Kondusif, Beberapa Wilayah Tetap Dipantau
- Ngeri! Pajero Hantam Gerobak Penjual Gorengan di Palembang, Satu Orang Tewas Mengenaskan
- Tragis! Kecelakaan Kerja Menewaskan Dua Crew Tugboat 2210 Marina di Perairan Sungai Musi
Baca Juga
Meskipun tidak ada korban jiwa dari peristiwa itu, namun Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy melaporkan, adanya 11 alat berat tak bisa dievakuasi.
"Terdapat 11 unit alat berat yang tidak dapat dilakukan evakuasi dari 27 unit alat berat yang bekerja pada lokasi proyek bendungan," ujar Humas BBWS Citanduy, Rahmat Syah dalam keterangan persnya pada Selasa (13/9).
Ia menegaskan, hujan terjadi pada Minggu (11/9) menyebabkan terjadinya peningkatan debit Sungai Citanduy sebesar 845.6 m3/dt. Hal ini, jelas Rahmat, berdasarkan data Pos Duga Air Cirahong Milik BBWS Citanduy.
Berdasarkan analisis hidrologi yang telah dilakukan, lanjut dia, debit tersebut masuk dalam kategori Q200, atau debit banjir yang terjadi selama periode 200 tahunan.
Keadaan tersebut menyebabkan terowongan pengelak tidak mampu mengalirkan debit air yang terjadi. Pasalnya, debit banjir maksimum yang direncanakan pada terowongan pengelak adalah Q25 atau sebesar 547.18 m3/dt. Volume ini atas perhitungan desain pembangunan Bendungan Leuwikeris.
"Sehingga terjadi limpasan pada tanggul inlet terowongan setinggi 7.42 meter di atas terowongan pengelak. Ini menyebakan air melimpas tanggul, lalu masuk ke area proyek pekerjaan tubuh bendungan," beber Rahmat.
Dia mengungkapkan, limpasan air Sungai Citanduy yang masuk ke area pekerjaan tubuh bendungan itu menyebabkan aktivitas pekerjaan dihentikan sementara.
- Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT Gebang
- Terciduk Lawan Arus, Pengendara Motor Dipaksa Putar Balik
- Diduga Cemari Lingkungan, Ratusan Pemuda Desak Dishut Cabut IPPKH PT KMS 27