Pencabutan subsidi yang mengakibatkan harga bahan bakar naik lebih dari dua kali lipat di Kazakhstan memicu gelombang unjuk rasa besar-besaran, Selasa (4/1). Sedikitnya 100 petugas kepolisian terluka dalam bentrok dengan warga yang menggelar aksi protes.
- Suami di Banyuasin Tega Bacok Istri yang Sedang Hamil Tua, Diduga Pengaruh Narkoba
- Jalan di Kabupaten Lebong Bisa Dilalui Usai Longsor, Pengendara yang Melintas Diminta Hati-Hati
- Tuntut Hak Daerah, Anambas Muda Datangi Kantor Medco Energy
Baca Juga
Seperti diberitakan Reuters, polisi menggunakan gas air mata dan granat kejut pada Selasa malam (4/1) untuk membubarkan pengunjuk rasa keluar dari alun-alun utama di Almaty, kota terbesar di bekas Uni Soviet. Bentrokan pun berlanjut selama berjam-jam di daerah-daerah terdekat.
Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev berbicara kepada penjabat anggota kabinet, memerintahkan mereka dan gubernur provinsi untuk mengembalikan kontrol harga elpiji dan memperluasnya ke bensin, solar, dan barang-barang konsumen lainnya.
Tokayev juga memerintahkan pemerintah untuk mengembangkan undang-undang kebangkrutan pribadi dan mempertimbangkan untuk membekukan harga utilitas dan mensubsidi pembayaran sewa untuk keluarga miskin.
Tokayev mengatakan, situasinya membaik di kota-kota yang dilanda protes setelah keadaan darurat diumumkan yang mencakup jam malam dan pembatasan pergerakan.
Protes dimulai di provinsi barat penghasil minyak Mangistau pada hari Minggu (2/1) setelah pencabutan subsidi harga bahan bakar gas cair mengikuti bahan bakar mobil sehari sebelumnya yang membuat harganya naik lebih dari dua kali lipat.
Tokayev mengumumkan keadaan darurat di Almaty dan Mangistau dan mengatakan bahwa provokator domestik dan asing berada di balik kekerasan tersebut.
Terpisah, Kementerian Dalam Negeri mengatakan, selain Almaty, gedung-gedung pemerintah diserang di kota selatan Shymkent dan Taraz semalam, dengan 95 petugas polisi terluka dalam bentrokan. Dari peristiwa tersebut, polisi telah menahan lebih dari 200 orang.
Wali Kota Almaty, Bakytzhan Sagintayev mengatakan dalam sebuah pidato kepada penduduk bahwa situasi di kota itu terkendali dan pasukan keamanan menahan provokator dan ekstremis.