Protes Hasil Seleksi Pra-PON, Massa Perwakilan Atlet Muay Thai Kepung Gedung KONI Sumsel

Massa yang melakukan aksi di Kantor KONI Sumsel. (ist/rmolsumsel.id)
Massa yang melakukan aksi di Kantor KONI Sumsel. (ist/rmolsumsel.id)

Sejumlah massa yang tergabung dalam Aliansi Pemuda Mahasiswa Peduli Olahraga menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumsel, Rabu (29/5). 


Aksi ini terkait dugaan penyalahgunaan anggaran pada cabang olahraga (cabor) Muay Thai Provinsi Sumsel serta hasil seleksi atlet Pra PON Aceh-Medan.

Koordinator aksi, Dheo Aditya, menyampaikan beberapa poin tuntutan utama dalam orasinya. Pertama, mereka meminta KONI Sumsel memastikan atlet Muay Thai yang telah lulus seleksi Pra-PON tetap diikutsertakan dalam PON Aceh-Medan 2024. 

Kedua, mereka mendesak KONI Sumsel mencoret atlet Muay Thai yang tidak mengikuti seleksi Pra-PON dari daftar atlet yang akan bertanding di PON Aceh-Medan 2024. 

Ketiga, mereka meminta evaluasi terhadap SK Kepengurusan Pengprov Muay Thai Sumsel dan menyoroti kepengurusan Muay Thai Kota Palembang yang diduga hanya dipegang oleh satu orang.

"Meminta KONI Sumsel mencoret atlet Muay Thai yang tidak mengikuti seleksi Pra PON dari daftar atlet PON Aceh Medan 2024," tegas Dheo Aditya dalam orasinya.

Usai orasi, Dheo Aditya menyatakan aksi ini akan dilanjutkan dengan laporan kepada Aparat Penegak Hukum (APH) terkait dugaan penyalahgunaan anggaran oleh Ketua Muay Thai Provinsi Sumsel. 

Dheo menyebutkan modus penyalahgunaan anggaran melibatkan pengambilan uang seleksi kota dengan dalih uang Ujian Kenaikan Tingkatan (UKT), yang seharusnya sudah dimintai dari peserta seleksi sebelumnya.

"Ini aneh, rancu, dan dalam tiga hari ke depan akan kami laporkan juga ke APH," tambah Dheo.

Dheo juga mengungkapkan keanehan lain, yaitu beberapa atlet Muay Thai yang telah dinyatakan lolos seleksi PON justru dicoret dan digantikan dengan atlet yang tidak pernah mengikuti seleksi. 

Selain itu, Dheo menyoroti banyak nama dalam SK kepengurusan Muay Thai yang tidak jelas orangnya dan adanya rangkap jabatan oleh Ketua Muay Thai baik di kepengurusan Provinsi Sumsel maupun Kota Palembang.

Menanggapi aksi ini, Wakil Ketua Umum I KONI Sumsel, Arianto, menyatakan tuntutan tersebut akan diteruskan kepada pihak yang berwenang di cabor Muay Thai. 

"Karena ini permasalahannya di Muay Thai, kami akan sampaikan rekomendasi dari rekan-rekan atlet," ujarnya.

Arianto menjelaskan KONI Sumsel telah mengajukan seluruh nama atlet dengan lima tingkatan kategori, mulai dari kategori utama hingga kategori harapan, sesuai perolehan prestasi. 

Namun, keputusan akhir mengenai atlet yang akan berangkat ke PON Aceh-Medan masih menunggu anggaran dari Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.

"Kami belum memproses siapa yang akan berangkat, kami hanya mengklasifikasi atlet sesuai dengan perolehan prestasi mereka, dan yang berangkat nantinya akan disesuaikan dengan anggaran dari provinsi," pungkasnya.