Usaha tak pernah mengkhianati hasil. Ungkapan ini sepertinya pantas disematkan kepada Dr. Nabila Aprianti, S.T. Gadis berusia 25 tahun ini berhasil meraih gelar doktor setelah menyelesaikan Strata 3 (S3) di Magister Pengelolaan Lingkungan dan Doktor Ilmu Lingkungan, Pascasarjana Universitas Sriwijaya (UNSRI).
- Semangat Kartini, Perempuan Indonesia Maju Sumsel Gelar Aksi Donor Darah
- Peringati Hari Kartini, PLN UP3 Palembang Berbagi Ilmu Ketenagalistrikan kepada Siswa
- Wujudkan Semangat Emansipasi Perempuan, Pegawai DPPKB Muba Kenakan Kebaya di Hari Kartini
Baca Juga
Ya, di usianya yang masih sangat muda dirinya sudah mencapai pendidikan tertinggi. Hebatnya lagi, prestasi yang diraihnya tersebut dicapai dengan program beasiswa. Tanpa harus merepotkan ibunya bernama Rohana yang kesehariannya berprofesi sebagai pedagang sayur keliling. Rohana sendiri merupakan ibu tunggal yang harus membesarkan anak satu-satunya tersebut.
Kegigihan perempuan kelahiran 11 April 1997 ini sudah terlihat sejak dirinya menempuh sekolah. Perempuan berkaca mata ini mengawali pendidikan di SD Negeri 50 Palembang di 2009, lalu dilanjutkan ke SMP Negeri 8 Palembang dan tamat di 2012, dan SMA Negeri 5 Palembang 2014.
Saat berseragam putih abu-abu itu, Nabila hanya membutuhkan waktu dua tahun lantaran mengikuti program percepatan atau akselerasi. Dia benar-benar memanfaatkan waktunya untuk belajar mencapai cita-citanya yang ingin menjadi seorang dosen dan guru besar.
Hal itu pun berlanjut saat dirinya menempuh kuliah di Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya. Nabila hanya membutuhkan waktu 3 tahun 8 bulan untuk menyelesaikan pendidikannya. Seluruh biaya kuliah pun berasal dari beasiswanya yang didapat dari PT. Pupuk Sriwidjaja (PUSRI) Palembang.
Lulus kuliah di 2018, wanita berhijab ini berkesempatan untuk melanjutkan Studi di Pascasarjana Universitas Sriwijaya pada Magister Pengelolaan Lingkungan dan Doktor Ilmu Lingkungan tanpa harus menamatkan jenjang Magister. Hingga akhirnya pada Rabu, 20 April 2022, Nabila mengukir gelar Doktor di pangkal namanya.
Dan lagi-lagi itu dilaluinya berkat beasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) batch 4 dari 2018 hingga 2022 dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. Kuliah Strata 3 itu diselesaikan hanya dalam waktu 2 tahun 7 bulan dengan predikat cumlaude dengan IPK 3.96.
"Untuk disertasi saya mengangkat permasalahan limbah tandan kosong kelapa sawit dan limbah fine coal (batubara halus) yang digunakan sebagai sumber energi melalui gasifikasi, untuk menghasilkan bahan bakar berbasis gas yang kaya akan hidrogen sebagai topik penelitian," ujarnya.
Untuk hasil penelitian menjadi sumbangsih dan rekomendasi kepada industri minyak kelapa sawit dan pertambangan khususnya di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), dan membuatnya menjadi Doktor Termuda dari Universitas Sriwijaya pada usia genap 25 tahun.
"Selama mengikuti program Doktor, saya melakukan penelitian dan menulis artikel ilmiah yang diterbitkan di Jurnal Nasional terakreditasi dan Jurnal Internasional Bereputasi. Artikel yang berkenaan dengan disertasi telah dan sedang dalam tahap publikasi pada Jurnal Internasional Bereputasi," lanjutnya.
Nabila merupakan gambaran Kartini Milenial yang bisa menjadi contoh kaum muda. Di saat mayoritas gadis seusianya memiliki gaya hidup yang hedonis dan cenderung konsumtif. Nabila memanfaatkan waktunya dengan optimal untuk meraih cita-citanya. Kekurangan pada keluarga juga tak melemahkan semangatnya.
“Langkah saya kedepan ingin mengabdikan diri sebagai dosen dan meraih jabatan akademik tertinggi yakni guru besar (professor,red),” tutupnya.
- Semangat Kartini, Perempuan Indonesia Maju Sumsel Gelar Aksi Donor Darah
- Peringati Hari Kartini, PLN UP3 Palembang Berbagi Ilmu Ketenagalistrikan kepada Siswa
- Wujudkan Semangat Emansipasi Perempuan, Pegawai DPPKB Muba Kenakan Kebaya di Hari Kartini