Sebagian besar produsen makanan olahan kedelai seperti tempe dan tahu di Kota Palembang masih menggunakan kedelai impor sebagai bahan bakunya. Salah satunya sentra olahan kedelai di RT 2, RW 5, Bukit baru, Kecamatan Ilir Barat I yang penggunaan kedelai impornya mencapai 80 persen.
- Viral! Lurah di Banyuasin Minta THR ke Paguyuban Tahu Tempe, Pemkab Beri Respons Tegas
- Pengrajin Tahu Tempe di Bandung Mogok Produksi Tiga Hari
- Kemendag Amankan Produk Impor Tidak Sesuai Ketentuan Senilai Rp120,5 Miliar
Baca Juga
Hal tersebut dijelaskan oleh Ketua RT 2, Siswa Waluya yang mengatakan hampir seluruh masyarakat RT 2 menjadi produsen olahan kedelai seperti tempe dan tahu. Oleh sebab itu kawasan tersebut biasa dikenal sebagai kampung tempe.
"Mayoritas hampir 90 persen warga sini jadi pembuat tempe atau tahu,” ujarnya ketika diwawancarai.
Dalam satu kali produksi, Waluyo mengaku kampung tersebut bisa menghabiskan kurang lebih lima ton kacang kedelai. Tak heran setiap rumah di kampung tersebut terlihat tempe yang diangin-anginkan.
Terkait dengan hal ini, Waluyo juga menjelaskan alasan mengapa menggunakan kedelai impor. Menurutnya, stok dari kedelai lokal tidak mampu untuk mencukupi bahan produksi yang besar.
“Kita kan produksi terus dan banyak, tapi stoknya kurang jadi mau dak mau kita impor,” imbuhnya.
Pria kelahiran Pekalongan itu menambahkan lebih senang menggunakan kedelai lokal dibanding impor. Sebab kedelai lokal segar dan tidak banyak mengandung bahan kimia.
“Kalau disuruh pilih ya saya pilih kedelai lokal,” katanya.
Waluyo mengklaim bahwa olahan hasil kedelai lokal rasanya lebih manis dan gurih dibandingkan kedelai hasil impor.
Selain itu, Pria yang sudah puluhan tahun menggeluti usaha olahan kedelai ini mengatakan bahwa untuk membudidaya kacang kedelai tidak mudah. “Kacang kedelai kan tanaman yang bersifat tumpang sari,” ucapnya.
“Biaya tanam yang besar, tapi hasil panenya tidak sebanyak padi,” tambahnya.
Oleh sebab itu, menurut Waluyo bertani kacang kedelai di Indonesia masih kecil minatnya.
Waluyo berharap agar pemerintah bisa mengembangkan pertanian terkhusus dibidang kacang kedelai. Hal tersebut untuk membantu perekonomian para produsen olahan kacang kedelai.
“dibilang rugi ya, kita kedelainya impor tapi kita sendiri untuk tempe dan tahu susah juga untuk ekspor,” jelasnya.
- Viral! Lurah di Banyuasin Minta THR ke Paguyuban Tahu Tempe, Pemkab Beri Respons Tegas
- Pengrajin Tahu Tempe di Bandung Mogok Produksi Tiga Hari
- Kemendag Amankan Produk Impor Tidak Sesuai Ketentuan Senilai Rp120,5 Miliar