Presiden Tak Temukan Obat yang Dicari di Apotek, Seharusnya Jadi Tamparan Bagi Menteri

Jokowi tak menemukan obat yang ia cari saat ke apotek. (rmol.id)
Jokowi tak menemukan obat yang ia cari saat ke apotek. (rmol.id)

Presiden Jokowi tidak menemukan obat yang dia cari saat sidak ke sebuah Apotek di kota Bogor, seharusnya ini menjadi tamparan bagi menteri terkait.


Begitu kata pakar politik dan hukum dari Universitas Nasional (Unas), Saiful Anam saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu, Minggu (25/7).

Saiful Anam mengatakan bahwa temuan Jokowi tersebut membuktikan kelangkaan obat benar adanya sesuai dengan jeritan rakyat yang dianggap melawan pemerintah.

"Saya kira Jokowi sendiri sudah membuktikan kelangkaan obat. Kalau rakyat menjerit kesulitan dianggap melawan pemerintah, kalau Jokowi sendiri yang membuktikan kelangkaan obat, maka tentu itu menjadi tamparan keras bagi menteri-menteri Jokowi," ujarnya.

Jokowi, menurut Saiful, harus peka terhadap situasi di lapangan karena rakyat yang menjadi korban atas kinerja menteri yang tidak baik dalam penanganan pandemi Covid-19.

Kini Jokowi sudah membuktikan bahwa jeritan rakyat soal kelangkaan obat nyata di lapangan. Untuk itu, dia menyarankan agar langkah taktis segera diambil, yaitu memecat menteri yang tidak kredibel.

"Saya kira saatnya Jokowi memecat menteri tidak kredibel dalam mengatasi pandemi, bukan malah memperpanjang deretan kegagalan ketidakberhasilan dalam menangani pandemi," pungkas Saiful.

Pada Jumat siang, Presiden Joko Widodo melakukan sidak ke apotek di Kota Bogor, Jawa Barat. Dia mengecek ketersediaan beberapa obat terapi Covid-19, seperti antivirus Oseltavimir.

Namun kedatangan itu tidak membuahkan banyak hasil karena obat yang dicari justru kosong.