Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-77 sedianya menjadi momentum untuk mengevaluasi perjalanan bangsa dan menyusun perbaikan demi mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa.
- Presiden PKS Beberkan Alasan Ajukan Uji Materi Presidential Threshold 20 Persen
- Ini Misi Khusus Presiden PKS Temui Kader Milenial di Palembang
- Syaiful Padli Pimpin Gema Keadilan Sumsel, Bidik Pemilih Pemula
Baca Juga
Begitu disampaikan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (17/8).
"Peringatan HUT Kemerdekaan ke-77 RI perlu dimaknai sebagai momentum penting mengevaluasi perjalanan bangsa dan memproyeksikan langkah-langkah perbaikan ke depan. Sudah sejauh mana bangsa kita berhasil mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa," ucap Syaikhu.
Ahmad Syaikhu lantas menyoroti krisis global yang sedang dialami di seluruh dunia pasca pandemi Covid-19. Ia menyebut Indonesia perlu mengantisipasi dalam menghadapi krisiskrisis.
"Saat ini bangsa-bangsa di dunia sedang menghadapi krisis global yang nyata. Pemulihan ekonomi pasca Pandemi Covid-19, ditambah perang Rusia dan Ukraina telah berdampak terjadinya krisis pangan dan energi secara signifikan di berbagai negara,” katanya.
"Situasi tersebut harus menjadi peringatan keras bagi Indonesia agar dapat mengantisipasi ancaman inflasi global yang sudah di depan mata," imbuh Ahmad Syaikhu.
Ahmad Syaikhu juga menyinggung masalah kenaikan harga minyak goreng serta harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dinilainya masih menyulitkan kehidupan rakyat yang di tengah kondisi pandemi.
"Dalam kehidupan sehari-hari kita menyaksikan terjadi kelangkaan minyak goreng dan harganya melambung tinggi. Kita sempat miris emak-emak yang kesulitan untuk memperoleh minyak goreng. Bahkan harus berebutan dan saling sikut satu sama lain. Kita patut merenung, ternyata untuk mendapatkan hak-hak dasar saja, rakyat masih kesulitan. Bahkan, hari-hari ini masyarakat juga mengeluhkan kenaikan dan harga BBM," kata Ahmad Syaikhu.
Selain ancaman krisis global dan ekonomi, Ahmad Syaikhu mengingatkan narasi perpecahan tidak boleh dibiarkan karena akan mengancam keutuhan dan menimbulkan disintegrasi bangsa.
"Masalah lainnya adalah ancaman disintegrasi bangsa akibat banyaknya narasi narasi yang memecah belah yang terus saja diproduksi. Jika ini dibiarkan, maka potensi perpecahan bangsa akan semakin nyata," tutur Ahmad Syaikhu.
"Kita harus bersatu, jangan sampai tenun kebangsaan yang telah susah payah dirajut oleh para pendiri bangsa, terkoyak-koyak kembali. Mari kita jaga keutuhan NKRI," tandasnya.
- Cukup Lolos Grup Piala Asia U-17 2025, Indonesia Bisa Tampil di Piala Dunia
- Sri Mulyani: Moody’s Akui Ekonomi Indonesia Tetap Kuat
- DPR RI Akan Bahas Wacana Relokasi Warga Gaza ke Indonesia