Dalam kunjungan kerja ke Filipina, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melakukan peninjauan pada salah satu pabrik Indonesia yang berhasil menguasai pasar Filipina, yakni Kopiko Philippines Corporation (KPC), yang merupakan bagian dari PT Mayora Indah Tbk.
- Smartfren Pastikan Eksistensi Layanan dan Produk Pasca Merger dengan XL Axiata
- Warga Sumsel Enggan Bepergian ke Luar Kota selama Puasa
- BPJS Kesehatan Hadirkan Layanan BPJS Keliling untuk Permudah Akses di Palembang
Baca Juga
Jokowi menyatakan bahwa pabrik tersebut merupakan bukti keberhasilan investasi dunia usaha Indonesia yang mampu mendominasi pasar Filipina.
"Tadi kita melihat investasi dunia usaha kita perusahaan Indonesia di Filipina yaitu Mayora yang kita melihat ternyata menguasai pasar hampir 50 persen di Filipina," kata Jokowi di Carmona.
Presiden mengapresiasi kontribusi KPC dalam menghasilkan jumlah produk kopi yang signifikan, berharap hal ini memberikan dampak positif bagi para petani Indonesia dengan menyediakan bahan baku produksi, seperti kopi, singkong, dan lainnya.
"Produk-produk kopi saset yang jumlahnya saya kira sangat besar sekali dan itu akan memberikan kontribusi pada kebutuhan bahan baku kopi, singkong, dan lain-lainnya yang akan sangat bagus untuk para petani,” tambahnya.
Selain kunjungan ke KPC, Jokowi juga mengunjungi industri pengolahan rumput laut di W Hydrocolloids Inc. Dalam kesempatan tersebut, Presiden menyatakan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri pengolahan rumput laut, didukung oleh wilayah pesisir yang luas.
"Saya kira ini juga peluang bagi petani rumput laut kita yang bisa kita kembangkan tidak hanya di satu, dua, tiga lokasi, tapi di seluruh Tanah Air karena kita memiliki pesisir yang sangat panjang," ujarnya.
Presiden berharap pengolahan rumput laut di Indonesia terus meningkat, memberikan nilai tambah, dan meningkatkan kesejahteraan petani. "Perlu dipersiapkan petani kita agar kita memiliki kapasitas yang lebih besar, sehingga sebagian diproduksi di Indonesia dan sebagian bisa diekspor ke Filipina atau ke negara lain sehingga ada nilai tambah bagi petani kita," pungkasnya.
- Panen Berlebihan, Harga Jagung di Brasil Anjlok
- Konsumsi Mi Instan Meningkat, Impor Gandum Tembus Rp57,26 Triliun
- Lolos Seleksi, 135 Mahasiswa ITPLN Teken Kontrak Program Ikatan Kerja dengan PLN