Penggusuran Suharso Monoarfa dari kursi Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dikabarkan melibatkan Muhammad Romahurmuziy atas perintah istana negara.
- Pernyataan Menag Sudah Keterlaluan, Padahal Umat Lain Tidak Terganggu Adzan
- Ada Karyawan BUMN Belum Digaji Sejak Februari, Gile Negara Benar-Benar Bangkrut
- Hanya Sasar Barang Mewah, Implementasi PPN 12 Persen Akan Dikawal Parlemen
Baca Juga
Sosok yang kerap disapa Romy itu pernah menjabat sebagai Ketum PPP pada periode 2014-2019. Namun tumbang dari jabatannya lantaran tersangkut korupsi jual beli jabatan di Kementerian Agama.
Keterlibatan Romy dalam penggusuran Suharso dari jabatan Ketum PPP diungkap Ketua DPP PPP Tamliha.
Tamliha mengatakan, satu hari setelah Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Majelis Tinggi dan Mahkamah Partai PPP di Serang, Banten, 4 September 2022 lalu, Romy menemui Suharso setelah pulang dari kunjungan kerjanya dari Paris.
Disebut-sebut, Romy sengaja diperintah untuk menemui Suharso oleh Mardiono, itupun usai bertemu Presiden Joko Widodo, agar bisa menjadi mediator islah dua kubu di PPP.
Informasi ini yang kemudian dibantah oleh Ketua DPP PPP Ahmad Baidowi, saat ditemui seusai menyerahkan Surat Keputusan (SK) Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkum HAM) tentang Pengesahan Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum DPP PPP Masa Bakti 2020-2025.
"Enggak ada urusannya. Pak Romy enggak capek-capek, Pak Romy hanya diundang Pak Harso sehari setelah Mukernas diundang Pak Harso untuk diskusi ya soal informasi-informasi yang berseliweran coba dikonfirmasi," ujar Ahmad Baidowi saat ditemui di Kantor KPU RI, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (12/9).
"Namun kemudian itu dianggap seolah-olah Pak Romy itu utusan istana. Bukan. Enggak ada urusan. Pak Romy diundang diajak diskusi oleh Pak Suharso dan kawan-kawan," sambungnya menjelaskan.
Sosok yang kerap disapa Awiek ini menuturkan, dalam diskusi antara Romy dan Suharso hanya disampaikan informasi mengenai latar belakang dipilihnya Muhammad Mardiono sebagai Pelaksana Tugas (Plt.) Ketum PPP.
"Pak Romy hanya sebagai orang luar yang mendapatkan informasi sebagai anak, tanda kutip anaknya dari kader Pak Harso, merasa sayang. Disampaikan lah, 'ini lho yang melatarbelakangi bla bla semua. Tapi ya beliau tidak ambil pusing, mungkin," katanya.
Maka dari itu, Awiek memastikan Romy bertemu dengan Suharso adalah bukan karena diutus sebagai mediator islah dengan Mardiono, yang disebut-sebut juga merupakan perintah dari istana.
"Supaya ini tidak terjadi bentrokan. Bukan berarti dia ditunjuk sebagai mediator, tapi beliau memposisikan diri untuk mendamaikan PPP ini. Itu kan bagus," tuturnya.
"Jangan disalahtafsirkan dia menjadi jubirnya istana. Bukan. Enggak ada kaitannya. Jadi persoalan ini murni konflik internal, tidak ada kaitannya dengan istana," tandas Awiek.
- Elite PPP Bantah Kembalinya Romy Karena Pengaruh Jokowi
- Romy Balik ke PPP, Partai Ummat yang Dapat Berkah
- Romahurmuziy Kembali Jadi Pengurus Partai, PPP Sumsel tak Keberatan