Potensi Karhutla Tahun 2022 Diprediksi Menurun

Ilustrasi karhutla di Sumsel. (Istimewa/rmolsumsel.id)
Ilustrasi karhutla di Sumsel. (Istimewa/rmolsumsel.id)

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel memprediksi potensi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) tahun 2022 bakal menurun.


Kabid Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel, Ansori mengatakan berdasarkan informasi dari BMKG kondisi iklim tahun 2022 mendatang masih mengalami fenomena La Nina. Dimana, fenomena ini bersamaan dengan musim hujan. Sehingga, curah hujan tentunya akan semakin tinggi.

Menurutnya, jika fenomena ini panjang, serta bersamaan dengan hujan maka musim kemarau cenderung basah. Artinya, kondisi kelembapan lahan juga baik. "Ini sangat bagus untuk mencegah terjadinya karhutla jika kemaraunya basah," katanya, Selasa (9/10).

Karena itu, dia memprediksi potensi Karhutla tahun 2022 akan menurun dibandingkan tahun 2021 ini. Sedangkan, untuk tahun 2021, dia mengakui jika mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2019 lalu. Namun, peningkatan ini tidak cukup signifikan karena memang kondisi kemaraunya masih baik dengan kelembapan yang cukup untuk mengantisipasi terjadinya Karhutla.

"Karhutla yang terjadi di tahun 2019 ini juga kebanyakan di lahan mineral dan lahan tidur," ujarnya.

Dia menambahkan, yang mengkhawatirkan saat ini yaitu jika fenomena La Nina ini bersamaan dengan hujan. Maka, potensi bencana Hidrometeorologi juga lebih tinggi dan meningkat. Bencana hidrometeorologi yakni banjir, longsor, serta angin puting beliung.

Untuk mengantisipasi terjadinya bencana hidrometeorologi, pihaknya telah berkoordinasi dengan beberapa pihak seperti setiap BPBD se Sumsel, PU Pengairan dan lain sebagainya sehingga jika terjadi bencana maka dapat ditangani dan ditindaklanjuti dengan cepat.

"Mudah-mudahan tidak terjadi bencana yang ekstrem di Sumsel," harapnya. 

Berdasarkan data dari Kementrian KLHK, luasan lahan yang terbakar tahun 2021 yakni seluas 2.927 hektare, untuk tahun 2019 hanya seluas 950 hektare.