Pompa Sungai Bendung Mati Lagi, Palembang Dikepung Banjir

Terulang lagi, Pompa Sungai Bendung tidak beroperasi dengan maksimal  dan sempat mati/Humaidy Kennedy/RMOLSumsel
Terulang lagi, Pompa Sungai Bendung tidak beroperasi dengan maksimal dan sempat mati/Humaidy Kennedy/RMOLSumsel

Enam pompanisasi di Sungai Bendung dengan kapasitas 36.000 liter permeter kubik dinilai masyarakat tidak terlihat efeknya. Buktinya, Palembang masih dikepung banjir saat hujan deras mengguyur sejak sore sekitar pukul 15.30 WIB, Senin (13/9).


Sebelumnya dua hari yang lalu Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG) bersama BPBD Sumsel sudah memprediksi hujan deras akan terjadi terjadi di hari Senin (13/9). Namun peringatan kemungkinan bakal terjadi banjir tampaknya tidak diiringi langkah antisipasi Pemerintah Kota Palembang.

Ironisnya pompa di Sungai Bendung tidak berfungsi dengan maksimal. Dari pantauan Tim RMOL Sumsel di lapangan hanya 3 pompa yang beroperasi, bahkan pompa sempat terhenti saat ketika pergantian shift petugas. Padahal sistem pompanisasi harusnya dapat dimaksimalkan untuk mengatasi genangan air yang terjadi di kawasan IBA, Talang Aman, Seduduk Putih, Simpang Polda, serta daerah Sekip. 

Dalam operasinya, terpantau hanya tiga dari enam corong yang beroperasi. Menurut salah satu petugas pompa mulai beroperasi sekitar pukul 16.00 ketika genangan mulai terjadi di beberapa wilayah. "Iya tadi sempat berhenti sebentar karena ada pergantian shift," jelasnya.

Pompa Sungai Bendung tidak berfungsi bukanlah hal yang pertama terjadi. Sebelumnya di awal bulan September 2021 lalu, Palembang juga mengalami banjir parah setelah diguyur hujan deras namun sistem pompanisasi juga tidak maksimal karena pompa mati.

Sementara itu, salah satu warga Pakjo, Septian dibuat kewalahan saat hendak pulang kerja karena jalanan dikepung banjir dari segala penjuru yang menyebabkan kemacetan hingga mobilnya mogok di tengah jalan di sekitaran Simpang Polda. "Gawat nian kita dibuat menderita tiap hujan deras, mobil saya mogok karena terendam," ujarnya.

Banjir menggenangi Jalan Demang Lebar Daun Palembang (Humaidy Kennedy/RMOLSumsel)

Dia menyayangkan pihak pemerintah tidak bisa belajar dari kejadian sebelumnya. Padahal banjir ini sudah diprediksi sebelumnya bakal terjadi. "Kemano pemerintah kito ini, dak tau apo warganyo ini kebanjiran sampe mobil aku rusak. Banjir kok jadi tradisi, begawe apo idak," sesalnya.

Dari pantauan hujan lebat yang berlangsung sekitar 3 jam setengah ini menggenangi hampir semua ruas jalan di Kota Palembang. Dari pantauan jalan Demang Lebar Daun, lebih tepatnya didepan Rumah Sakit Siti Khodijah. Luapan air tersebut diperkirakan akibat kolam retensi yang tidak sanggup menampung derasnya air hujan.

Akibat luapan ini, ruas jalan tergenangi air serta menyebabkan macet disepanjang Jalan Demang Lebar Daun. Akibatnya terjadi macet yang disebabkan oleh pengendara yang berhenti ditengah jalan karena takut menerobos genangan air. Akan tetapi tak sedikit juga pengendara roda dua maupun empat yang nekat menerobos genangan air.

Macet parah disebabkan banjir yang tak terkendali hingga menggenangi areal Simpang Polda dan beberapa ruas jalan lain (Humaidy Kennedy/RMOLSumsel)

Lalu, hal yang sama juga terjadi di Simpang Polda. Genangan air diduga akibat kolam retensi dekat Taman Polda yang tidak sanggup menampung air. Akibatnya genangan air hingga kemacetan tidak bisa terhindarkan. Begitu juga di kawasan Sekip dan IBA terlihat genangan air juga merendam beberapa rumah warga.