Jelang pelaksanaan pemilu yang yang telah ditetapkan pada 14 Februari 2024 mendatang, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sumatera Selatan (Sumsel) mendorong milenial untuk berpartisipasi aktif dalam pesta demokrasi. Hal itu disampaikan langsung oleh Ketua DPW PKB Sumsel, Ramlan Holdan saat menjadi narasumber pada diskusi kepemiluan yang digelar Netfid Sumsel, di Guns Caffe Palembang, Jumat (4/2).
- Nasdem Tolak Wacana Penundaan Pemilu 2024
- Penetapan Wali Kota/Bupati Terpilih di Sumsel Dijadwalkan Kamis, 9 Januari 2025
- Ridwan Kamil Diisukan Masuk Bursa Cawapres Ganjar, Achmad Baidowi: PPP Tetap Ajukan Sandiaga
Baca Juga
Menurutnya, partisipasi milenial dalam pemilu tidak harus menjadi calon anggota legislatif atau harus masuk partai politik. Namun kaum milenial juga diharapkan aktif dalam pengawasan eksternal pada pemilu mendatang.
"Kita ingin kaum milenial yang jumlahnya 57 persen lebih ini untuk berpartipasi dalam pesta demokrasi, mereka tak harus bergabung dengan partai, tapi bisa berpartipasi dan peduli pada pemilu sudah bagus. Paling tidak mereka bisa jadi pengawas eksternal pemilu," kata Ramlan Holdan.
Dia mengatakan, saat ini PKB Sumsel sudah memanaskan mesin partai jelang menghadapi pemilu 2024 mendatang. Pihaknya juga menyiapkan strategi dalam menghadapi berbagai persoalan dalam pemilu. Hasil kontestasi pada pemilu tahun 2019, kata Ramlan menjadi acuan pihaknya dalam menghadapi pemilu serentak 2024 mendatang.
"Setelah diputuskan pemerintah dan DPR, PKB sudah mempersiapkan diri menghadapi pilpres dan pemilihan legislative," jelas Ramlan Holdan.
PKB Sumsel juga mendorong kaum milenial untuk berpartisipasi dalam pesta demokrasi lima tahunan itu. Bahkan PKB telah membuka diri agar milenial mencalonkan diri sebagai calon legislative dari partainya. "Kalau kita tentunya sudah sangat membuka diri dan juga berharap milenial bergabung dengan kita," jelasnya.
Hal senada juga diungkapkan, narasumber lain Ketua KPU Sumsel Amrah Muslimin menyatakan pada tahun 2024 mendatang menjadi kesempatan bagi kaum millienial untuk menjadi peserta pemilu maupun pemantau pemilu. "Artinya ini akan menjadi kesempatan bagi kaum milenial untuk ikut serta baik sebagai penyelenggara maupun sebagai caleg," kata Amrah.
Menurutnya, untuk menjadi caleg, milenial memiliki kesempatan karena tidak semua pemilih itu terpengaruh dengan money politic. "Tidak semua orang terpengaruh dengan uang maupun sembako untuk dipengaruhi memilih caleg tertentu, dan 52 persen pemilih milenial pada tahun 2024 manfaatkan momentun ini untuk menjadi peserta pemilu langsung," tegasnya.
Sementara pihaknya juga akan merekrut kaum milenial untuk pemantauan pemilu, oleh karena itu ini akan menjadi kesempatan bagi kaum milenial untuk menjadi pemantau. Sedangkan Ketua Bawaslu Sumsel Iin Irwanto menilai pemilu adalah milik rakyat , kedaulatan ada di tangan rakyat.
"Pemilu adalah sarana kedaulatan rakyat yang kita semua harus memanfaatkan hak pilih kita memilih pemimpin dan wakil rakyat untuk pembangunan lima tahun kedepan, dan Bawaslu mengajak kalangan mahasiswa menjadi pengawas partisipatif, karena Bawaslu memiliki 26 ribu pasang mata untuk mengawasi pemilu seluruh Sumsel , sudah pasti ini terbatas, sehingga seluruh masyarakat harus menjadi pengawas di lingkungannnya, ditempat dia tinggal yang memungkinkan terjadinya pelanggaran pemilu," tukasnya.
Mantan Anggota KPU Palembang, Abdul Karim Nasution berharap Netfid tidak panas diawal kemudian ketika 2024 tidak kelihatan gaungnya. "Jangan berhenti hanya sampai disini harus terus berlanjut , bidang Netfid kepeduliannya untuk demokrasi pemilu," pungkasnya.
- Siang Ini, Komisi II DPR Evaluasi Pelaksanaan Pilkada 2024
- Keserentakan Pemilu Digugat ke MK, DPR Siap Evaluasi Bersama Stakeholder
- KPU Kota Palembang Gelar Simulasi Pemungutan Suara Pemilu 2024 untuk Uji Kesiapan