Setelah berseteru dengan sejumlah aktivis yang akan menggelar aksi menuntut pencopotan dirinya sebagai Penjabat (Pj) Bupati Muara Enim, kini beredar percapakan Ahmad Rizali yang disebut telah menantang awak media.
- Pj Bupati Muara Enim Tinjau Langsung Program Makan Bergizi Gratis
- Pj Bupati Dukung Swasta Kembangkan Sektor Pariwisata di Muara Enim
- Antisipasi Kebakaran Akibat Korsleting Listrik, Pj Bupati Muara Enim Imbau Warga Cek Instalasi Listrik Secara Berkala
Baca Juga
Hal ini bermula saat Rizali dimintai tanggapan mengenai berita berjudul "Pj Bupati Muaraenim Akan Dilaporkan" yang ditayangkan oleh media lahataktual.com. Menanggapi pertanyaanyaa tersebut, Rizali lantas memberikan jawaban yang dinilai menantang awak media. "Silahkan saja... 1000 media pun silahkan. Kalo perlu 100.000 media," jawabnya.
Bukti tangkapan layar percakapan itupun beredar luas di berbagai grup percakapan, termasuk yang diterima oleh redaksi Kantor Berita RMOLSumsel pada Kamis (27/6) malam.
Pernyataan Rizali ini membuatnya dinilai sebagai pemimpin yang baper, arogan dan anti kritik. Seperti yang diungkapkan oleh pengamat Politik Sumsel, Bagindo Togar. Manurutnya, setiap pemimpin pasti memiliki karakter kepemimpinan yang berbeda.
Namun khusus untuk Rizali, sejak kemunculannya menjadi Pj Bupati Muara Enim, sosok ini menurut Bagindo tak pernah lepas dari kontroversi. Mulai dari pelaporan terhadap aktivis yang mengkritiknya hingga terakhir melontarkan pernyataan yang dianggap menyinggung profesi aktivis dan media.
"Dari awal saya melihatnya tak lepas dari kontroversi. Makanya, timbul anggapan kalau dia anti kritik," ujarnya. Seharusnya, kata Bagindo, sebagai Pj Bupati Muara Enim, Ahmad Rizali dapat bekerja secara profesional dan objektif dalam mengelola pemerintahan serta mengatasi berbagai tantangan yang ada di Muara Enim.
"Seorang Pj kepala daerah itu ditugaskan untuk menjalankan roda pemerintahan. Tapi kalau masalah yang timbul seperti ini terus, habis saja waktu dengan pekerjaan dengan hal yang tidak substansial," ucapnya.
Bagindo mengimbau semua pihak untuk menahan diri dan melihat permasalahan dari dua sisi. "Dia tidak boleh baper (terbawa perasaan) dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin daerah, tapi aktivis dan pegiat lainnya juga jangan gampang tersulut emosi. Jadi harus seimbang, karena karakter orang itu berbeda-beda jangan disamakan," terangnya.

Di pihak yang sama, Ketua Dewan Kehormatan PWI Sumsel Ocktaf Ryadi juga menyayangkan sikap Ahmad Rizali yang menjawab pertanyaan awak media dengan nada meremehkan sekaligus menantang tersebut. Menurut Oka -sapaan akrabnya, Rizali memberikan contoh yang tidak baik sebagai seorang pejabat publik.
"Sebagai pejabat publik, harus bisa melayani termasuk media. Tidak layak menjawab konfirmasi seperti itu. Lebih baik dia menjawab no comment kalau memang tidak mau menjawab," ungkapnya.
Merasa Paling Berkuasa, Siapa di Belakang Ahmad Rizali?
Sikap Rizali terhadap aktivis dan awak media ini menjadi cerminan buruk demokrasi karena dinilai arogan dan antikritik. Direktur Suara Informasi Rakyat (SIRA), Rahmat Sandi mengatakan, Ahmad Rizali seharusnya memberikan penjelasan atau klarifikasi, bukan membalas dengan komentar yang menghina dan merendahkan orang lain.
"Sikap seorang pemimpin seharusnya mencerminkan kedewasaan dan kemampuan untuk menerima kritik dengan lapang dada. Kalau responsnya malah menghina atau merendahkan, artinya dia belum pantas jadi pemimpin," ujar Rahmat.
Menurutnya, pemimpin atau pejabat seharusnya dapat mengelola kritik yang diterima. Seperti itu pula penilaian yang diberikan oleh Ketua BPI KPNPA RI Sumsel Feriyandi. Sikap Rizali menurutnya bukan tanpa alasan, sebab arogansi ini cenderung muncul ketika seseorang merasa berkuasa penuh.
"Bisa jadi karena dia merasa berkuasa, atau ada yang melindungi (beking) sehingga berani seperti itu. Lalu, bagaimana dia mau mengayomi masyarakat kalau sikapnya arogan seperti itu. Malah mencerminkan pemimpin yang tidak memiliki moral dan etika," ungkapnya.
Apalagi menurut Feriyandi sebelum ini Rizali juga disinyalir bermasalah semasa menjabat Kepala Dinas Perdagangan, seperti yang telah dilaporkan oleh pihaknya ke Kejati Sumsel. Banyak temuan dari BPK RI yang terkait dengan OPD yang dipimpinnya itu, sehingga Rizali juga dinilainya tidak pantas untuk menjadi pemimpin Muara Enim.
"Sejak awal kami melihat dia (Ahmad Rizali) banyak bermasalah. Bahkan laporan kami hingga kini belum ada klarifikasi, meskipun demikian kami akan kawal terus masalah ini sampai tuntas," pungkasnya.
Sementara itu, pihak redaksi telah berupaya meminta konfirmasi kepada yang bersangkutan namun hingga berita ini diturunkan, Pj Bupati Muara Enim yang dikonfirmasi belum memberikan tanggapan. (*tim).
- Pj Bupati Muara Enim Tinjau Langsung Program Makan Bergizi Gratis
- Pj Bupati Dukung Swasta Kembangkan Sektor Pariwisata di Muara Enim
- Antisipasi Kebakaran Akibat Korsleting Listrik, Pj Bupati Muara Enim Imbau Warga Cek Instalasi Listrik Secara Berkala