Peti Terjungkir, Pemakaman Protokol Covid-19 di PALI Berujung Ricuh

Keluarga almarhumah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid – 19 yaitu Sukowati (57th), yang beralamat di jalan Pasar Baru Taman Siswa, Kelurahan Pasar Bhayangkara Kecamatan Talang Ubi Kabupaten PALI, Sumatera Selatan yang meninggal dunia di Rumah Sakit Talang Ubi, mengamuk saat saat prosesi pemakaman secara protokol kesehatan Covid 19.


Proses pemakaman Almarhumah di TPU Talang Pegang Kelurahan Bhayangkara, Kecamatan Talang Ubi menggunakan standar Covid – 19, menjadi viral setelah video amatir tersebar di media sosial dengan durasi 2 menit 53 detik.

Secara sepontan kekesalan keluarga almarhumah di luapkan kepada petugas dengan mencaci maki petugas. Padahal menurut pihak keluarga belum ada pernyataan resmi dari yang yang berwenang kalau Almarhum ah meninggal dunia karena tertular Covid – 19.

Dari percakapanan video itu, Pihak keluarga Almarhum merasa keberatan kalau Almarhumah dikuburkan menggunakan standar Covid – 19. Apalagi proses pemakaman yang dilaksanakan oleh Petugas Covid -19 Kabupaten PALI sangat ambaradul.

Kabarnya, pemakaman yang dipimpin langsung oleh Ketua Harian Gugus Tugas Junaidi Anwar dan Juru Bicara Covid 19 dr. Zamir Alwi beserta petugas pemakaman lainnya, pada Minggu (21/05/2020) malam sempat mencekam lantaran petugas pemakaman sempat menjatuhkan peti jenazah waktu mau dikuburkan. Sehingga posisi jenazah kepala dibawah kaki diatas.

Dari video rekaman yang beredar, sakral pemakaman, saat peti jenazah akan diturunkan salah satu petugas yang menahan tali disudut kepala tidak kuat menahan beratnya beban sehingga peti jenazah jatuh keliang kubur dan tutup peti terbuka, dan nampak posisi jenazah kepala dibawah kaki diatas.

Menyaksikan kejadian itu, seluruh keluarga Almarhum sontak. Mereka yang sebelumnya berada agak jauh karena standar SOP pemakaman jenazah covid – 19, berhamburan mendekat ke liang lahat.

Pihak keluarga terkejut dengan menjerit histeris melihat kejadian jenazah orang yang mereka cintai diperlakukan seperti itu. Luapan emosi dan amarah pihak keluarga dengan mengucapkan kata – kata kasar kepada petugas pemakaman covid – 19.

Mengundang seluruh warga yang hadir mendekati lubang kubur. Dengan situasi yang semakin mencekam yang tidak terkendali maka untuk menghindari hal hal yang tidak diinginkan, petugas pemakaman dari Gugus Tugas Kabupaten PALI mundur teratur menjauhi jenazah yang belum sempat sempurna.

Saat itulah pihak keluarga yang sudah tersulut emosi masuk kedalam lubang kubur. Mereka berusaha membantu jenazah yang masih posisi tertuncap. Peti jenazah langsung dikeluarkan, kantung mayat dan plastik dilepaskan. Mereka tidak memperdulikan lagi apakah mereka akan tertular atau terinfeksi Virus Corona dari jenazah.

Pihak keluarga dan warga langsung melaksanakan pemakaman Almarhumah tanpa ada satupun petugas yang mencoba untuk mengingatkan mereka. Rencana awal pemakaman akan dilaksanakan standar Covid 19 gagal, Keluarga almarhum mengambil alih pemakaman secara (layak) Islam.

Dalam suasana masih diselimuti duka Eka Kamelia (37 th) anak dari almarhumah yang sempat dikonfirmasi membenarkan kejadian itu, Minggu (21/05/2020).

Diceritakan Eka, pemakaman ibunya yang dilaksanakan oleh petugas dari Gugus Tugas Covid – 19 Kabupaten PALI terjadi kesalahan prosedur sekayaknya standar covid – 19.

“ Saat datang ke pemakaman, 3 helai tali untuk memasukan peti jenazah ibunya kedalam kubur sudah disiapkan oleh petugas covid – 19 Kabupaten PALI. Nah begitu mau memasukan peti dalam kuburan, peti itu terjatuh, jungkir balik kepala jenazah kebawah kaki keatas. Jadi jenazah ibuku tesungkurlah dalam tanah kuburan itu ,” ungkap Eka sedih.

Jelas saja, lanjut Eka, seluruh pihak keluarga Almarhum yang melihat kejadian itu langsung terbakar emosi dan suasana pemakaman menjadi mencekam.

"Kami sekeluarga besar ngamuk marah melihat pemakaman yang ceroboh itu. Kami berlari berhamburan ke dekat liang lahat . Melihat kami marah, rombongan petugas pemakaman covid -19 lari dari ketakutan. Tapi kami masih sadar . kami tidak marah atau ngamuk menggunakan fisik. Kami cuma marah mulut saja. Termasuk aku sendiri cuma marah mulut saja ” Tambahnya.

Dengan nada semangat, Eka terus memberikan keterangannya bahwa kejadian itu seakan petunjuk dari Tuhan Yang Maha Kuasa bahwa almarhumah Ibunya tidak mau dimakamkan dengan standar Covid – 19.

Dia meyakini peristiwa itu juga adalah hikmah dari Tuhan. Karena Almarhumah ibunya bisa dimakamkan secara normal oleh pihak keluarga dengan cara Islam.

Ketua Harian Gugus Tugas Covid 19 Juanaidi Anuar membenarkan kejadian video itu, dan menyatakan permohonan maaf dan tidak ada kesengajaan.

"Selaku ketua gugus tugas percepatan penangan covid 19 menghaturkan permohonan maaf terkhusus kepada keluarga almarhumah dan umumnya masyarakat PALI, semua ini tidak sama sekali faktor kesengajaan dan mungkin semata mata faktor kelelahan yg di hadapi Tim pemakaman dimana prosesi pemakaman tsb menguras tenaga petugas yg antara lain mengangkat peti jenazah cukup jauh dari mobil jenazah ke lokasi pemakaman," kata Juanaidi ketika dihubungi melalui via Whatapp RMOLSUMSEL.ID

Dalan pesan itu, Junaidi memohon maaf kepada keluarga dan kepada Allah SWT kami mohon ampun. namun semua ini akan jadi pembelajaran kedepannya dan terus berbenah.

"Sebelum pelaksanaan Tim telah di berikan briffing dan dilakukan simulasi serta sama-sama menyaksikan vidio prosisi pemakaman yg telah di lakukan oleh daerah lain. Namun kami menyadari bahwa hal tersebut tidaklah cukup sehingga ke depan kami akan melakukan pelatihan- pelatihan terhadap anggota dengan harapan tidak terulang lagi kejadian seperti itu, " tegas Junaidi. [ida]