Sejumlah peternak ikan di Palembang mulai menggunakan teknologi Internet of Things (IoT) dalam kegiatan budidayanya. Mulai dari pemberian pakan hingga perhitungan pengeluaran atau biaya.
- Terjadi Penusukan Massal di Kampus Tiongkok, Delapan Tewas dan 17 Luka
- Viral Video “Dugem” di Kampus, Begini Penjelasan Direktur Poltekpar Palembang
- Sepi Peminat, Banyak Kampus di AS Terancam Gulung Tikar
Baca Juga
Seperti yang dilakoni Syarbani, Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan Macan Kumbang. Ia bersama komunitasnya berhasil menerapkan teknologi IoT tenaga surya di kolam ikan miliknya. Keberhasilan tersebut berkat kerjasama dengan peneliti dari Politeknik Negeri Sriwijaya.
“Kami dibimbing peneliti. Mereka menyediakan berbagai perangkat yang dibutuhkan,” ujar Syarbani saat dibincangi, Selasa (12/10).
Menurutnya, penerapan teknologi memudahkannya dalam kegiatan budidaya. Sebab, semua kegiatan bisa dilakukan melalui aplikasi yang terinstall di telepon genggam. “Jadi untuk pemberian makan, pemberian vitamin, pengolahan air hingga perhitungan biaya bisa diketahui melalui gadget,” bebernya.
Selama ini, kata Syarbani, dirinya tidak terlalu memperhitungkan detail biaya yang dikeluarkan dalam proses perkembangbiakan ikan. Seluruhnya hanya dilakukan secara manual dan melalui perkiraan. “Ternyata setelah menerapkan teknologi, bisa menekan jumlah pakan yang diberikan,” ungkapnya.
Ketua Tim Dosen dari Politeknik Negeri Sriwijaya, Indra Griha Tofik Isa mengatakan, kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya hilirisasi produk penelitian. Ia bersama dua dosen lainnya yakni Riana Mayasari dan Rian Rahmanda Putra mengajukan hibah program Produk Teknologi yang Didiseminasikan kepada Masyarakat (PTDM) Tahun 2021 yang didanai oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
“Hasil penelitian yang sudah ada diterapkan di kegiatan usaha masyarakat,” bebernya.
Diceritakannya, teknologi pembudidaya ikan berbasis IoT bertenaga surya tersebut terintegrasi dengan Urban Farming. Teknologi tersbeut terdiri dari tiga subsistem utama. Yakni pemberian pakan otomatis, pengontrol kualitas dan kuras air yang terintegrasi dengan Urban Farming, dan prediksi pengembalian modal.
“Ada dua mitra kelompok pembudidaya ikan yang kami lakukan diseminasi,” bebernya.
Kelebihan dari produk penelitian ini adalah menggunakan tenaga surya sehingga dapat menekan pengeluaran mitra pembudidaya ikan. Lalu, sistem berbasis IoT yang dapat dikontrol melalui gawai, terintegrasi dengan Urban Farming dimana memanfaatkan limbah kotoran ikan dari kolam sebagai pupuk cair.
Ia menjelaskan, pelaksanaan kegiatan diseminasi dilakukan dengan beberapa tahap, yakni kegiatan sosialisasi awal kepada mitra, identifikasi kebutuhan mitra, desain sistem, baik perangkat keras berupa mikrokontroler dan struktur mekanika alat serta perangkat lunak sebagai pengontrol sistem berbasis IoT. Lalu, pembangunan sistem mekanika alat dan perangkat lunak, pengujian sistem; pendampingan operasional kepada mitra serta kegiatan diseminasi teknologi kepada mitra pembudidaya ikan.
“Harapannya dengan kegiatan diseminasi ini, dapat meningkatkan perekonomian dan produktifitas hasil pembudidayaan ikan bagi kedua mitra. Juga pendampingan dan monitoring akan terus kami lakukan sehingga proses hilirisasi produk penelitian berjalan dengan optimal,” ujar Indra.
Sementara, Riana Mayasari dari perspektif ekonomi menyampaikan, selama ini peternak ikan kerap kesulitan dalam melakukan manajemen keuangan dan sistem pengelolaannya. “Mereka tidak bisa menentukan secara pasti durasi waktu modal yang akan kembali dalam usahanya,” ucapnya.
Melalui aplikasi teknologi ini, sambung Riana, seluruh pengeluaran usaha bisa tercatat dengan baik. Termasuk juga hasil panen yang terjual. Sehingga, perhitungan untung dan rugi bisa lebih mudah dilakukan.
“Peternak juga bisa melakukan efisiensi biaya. Semuanya tercatat dengan baik di aplikasi,” ungkapnya.
Riana menuturkan, teknologi perhitungan biaya dilakukan secara otomatis. “Peternak tinggal memencet menu di aplikasi. Misal mau tahu biaya yang keluar itu sudah tercantum dalam menu. Pemberian pakan juga bisa dilakukan dari jarak jauh. Sebab kolamnya sudah terpasang sistem pemberian pakan otomatis,” pungkasnya.
- Pastikan Kesiapan Program MBG, Wakasad Tinjau Fasilitas Dapur Sehat dan Urban Farming Kodam II Sriwijaya
- Terjadi Penusukan Massal di Kampus Tiongkok, Delapan Tewas dan 17 Luka
- Viral Video “Dugem” di Kampus, Begini Penjelasan Direktur Poltekpar Palembang