Petani Padi di Lubuklinggau Optimis Sambut Panen Meski Khawatir Musim Hujan 

Duhanan tengah mengusir hama burung dengan menarik tali yang digantungi bebunyian kaleng jelang panen padi. (Ansyori Malik/RMOLSumsel.id)
Duhanan tengah mengusir hama burung dengan menarik tali yang digantungi bebunyian kaleng jelang panen padi. (Ansyori Malik/RMOLSumsel.id)

Petani padi di Jalan Sejahtera, Kelurahan Taba Jemekeh, Kecamatan Lubuklinggau Timur I, Kota Lubuklinggau, bersiap menyambut panen dalam beberapa minggu mendatang. Namun, jelang panen, mereka dihantui kekhawatiran akan dampak musim hujan yang sedang berlangsung.  


Duhanan, salah satu petani setempat, mengungkapkan bahwa curah hujan yang tinggi disertai angin kencang dapat merusak tanaman padi mereka. 

“Kalau saat mau panen tiba-tiba hujan lebat, sawah bisa banjir. Tahun lalu, padi yang baru menguning kena angin kencang sampai roboh, jadi terpaksa dipanen lebih cepat,” ujar Duhanan, Jumat (24/01/2025).  

Duhanan menuturkan bahwa padi yang ia tanam di sawah seluas seperempat hektar kini sudah berusia 10 minggu dan diperkirakan akan siap dipanen dalam waktu 20 hari. Ia optimis hasil panen kali ini bisa mencapai 12 karung, lebih baik dibanding tahun sebelumnya.  

Meski demikian, perjalanan musim tanam kali ini tidak sepenuhnya mulus. Duhanan mengaku harus berjuang melawan serangan hama walang sangit yang menyerang tanamannya.

“Kemarin sempat ada hama walang sangit. Baru aman setelah empat kali penyemprotan. Kalau cuma satu atau dua kali, tidak mempan,” ungkapnya.  

Menurutnya, keberhasilan panen sangat bergantung pada perawatan yang baik dan intensif. 

“Kalau dirawat dengan baik, hasilnya pasti bagus. Tapi kalau tidak diurus seperti dulu-dulu, otomatis bisa gagal panen,” jelas Duhanan.  

Ia juga mengungkapkan bahwa musim panen sebelumnya sempat terganggu oleh serangan hama tikus dan wereng, sehingga hasilnya hanya mencapai 8 karung. 

“Sekarang kalau kondisinya normal seperti ini, InsyaAllah bisa dapat 12 karung. Ini sudah panen yang keenam,” tambahnya.  

Setelah panen, hasil padi biasanya dijual ke pabrik penggilingan dan diolah menjadi beras. Saat ini, harga beras per kilogramnya mencapai Rp13 ribu. “Alhamdulillah modal sudah balik. Kita jual langsung ke pabrik,” pungkasnya.