Para petani kopi di Kabupaten Lahat cukup pusing. Karena harga komoditas andalan ini yang relatif murah saat musim panen sekarang. Kondisi berbeda justru dialami para petani cengkih di kabupaten ini, karena harganya jualnya cukup tinggi mencapai Rp 55 ribu per kilogram.
- Tingkatkan Kompetensi UMK Binaan, Bukit Asam (PTBA) Ajak SIBA Rajut Belajar ke Pati
- 13th IICD Governance Award, bank bjb Raih Top 50 Emiten Terapkan Tata Kelola Perusahaan Terbaik
- Semen Baturaja Pamerkan Madu Hasil Konservasi Lahan Tambang
Baca Juga
“Alhamdulillah, cengkih tidak ikut-ikutan murah, perkilogram bisa mencapai Rp. 55.000. Namun, tidak banyak warga menanamnya,” tutur Yasmin, petani cengkih asal Desa Lawang Agung, Kecamatan Mulak Ulu, Rabu (1/7/2020).
Dia juga mengutarakan, cara menjemurnya pun tidak selama kopi, kayu manis atau hasil bumi lainnya. Cukup 3 hari berturut jika cuaca panas, maka cengkih cepat kering dan siap dijual,” ungkapnya.
Terpisah, Ani, petani asal Desa Tanjung Kurung Ilir, Kecamatan Tanjung Tebat mengemukakan bahwa warga setempat sebenarnya tidak banyak yang menanam cengkih, padahal harganya cukup mahal dan menjanjikan.
“Satu kilonya berkisar Rp55 ribu sampai Rp60 ribu dilihat dari kekeringan dan besar kecil buah yang dihasilkan,” ungkapnya.
Dirinya menambahkan, pohon cengkih miliknya ini peninggalan dari orangtua, lumayan hasilnya bisa buat anak sekolah serta kebutuhan sehari-hari.
“Peninggalan orangtua, bukan hanya cengkih, melainkan kopi, sahang, padi pun ada. Walaupun harga komoditi tiga disebutkan tadi belum stabil,” pungkas Ani. [ida]
- Wujudkan Perumahan Go Green, BTN Gandeng PT Karya Anak Negri
- Investor Ritel Tumbuh Pesat, Bank OCBC NISP Perkuat Literasi Keuangan
- Imbas Pendapatan dan Harga Angkutan Turun, Raksasa Pelayaran Dunia Maersk PHK Puluhan Ribu Pekerja