Penjualan alat berat dan pertambangan berhasil mendongkrak laba PT. Astra Internasional Tbk pada kuartal 4 tahun 2021 sebesar 145,6 persen atau Rp5,2 triliun.
- Indosat Ooredoo Hutchison Hadirkan Paket Telekomunikasi Khusus untuk Ibadah Haji dan Umrah
- Utang Luar Negeri Indonesia Turun Menjadi USD415,1 miliar
- Industri Mulai Berjalan, Konsumsi Listrik Nasional Meningkat
Baca Juga
Dikutip dari databoks.katadata.co.id, penjualan alat berat dan pertambangan perusahaan Astra Internasional pada tahun 2021 menyumbang sebesar 72 persen yang mayoritas dioperasikan oleh anak usaha United Tractor ($UNTR). Angka ini juga turut didorong dengan penjualan alat berat Komatsu sebesar 97 persen.
Kenaikan yang terjadi menjadi efek atas permintaan pasar dengan total pendapatan sebesar 47,8 persen atau Rp66,1 triliun dengan margin laba kotor yang turut meningkat menjadi 22,4 persen yang mana pada tahun sebelumnya hanya berada pada angka 20,7 persen.
Alhasil, secara kumulatif selama tahun 2021 (12M21), laba bersih perusahaan naik 25 persen atau Rp20,2 triliun. Kenaikan ini didukung oleh meningkatnya pendapatan sebesar 33,4 persen menjadi Rp233,5 triliun.
Tidak hanya penjualan pada sektor alat berat dan pertambangan, namun beberapa produk Astra lainnya juga menjadi pemicu peningkatan keuntungan dari perusahaan berkode saham ASII ini, diantaranya yakni otomotif dan agrobisnis.
Pada sektor otomotif, penjualan mobil Astra turut meningkat hingga 81,1 persen atau sebanyak 489.209 unit terjual di pasaran mengikuti peningkatan pangsa pasar sebesar 0,74 persen menjadi 55,1 persen.
Selain itu, hal ini juga didukung dengan adanya pemberlakuan insentif Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) sepanjang tahun 2021.
Sedangkan pada sektor agrobisnis, keuntungan yang dicapai menjadi sebesar 136,6 persen yang mayoritas dioperasikan oleh anak usaha Astra Agro Lestari.
Hal ini juga disebabkan oleh kenaikan pendapatan sebesar +29,3 persen menjadi Rp24,3 triliun.
Kenaikan pada pendapatan didukung oleh peningkatan harga jual rata-rata CPO +32 persen menjadi Rp11,294 perkilogram dan volume produksi sebesar +3 persen.
- Kades Belani Bantah Dugaan Pemerasan PT SKBF, Alat Berat Ditahan Sebagai Jaminan
- Polda Gorontalo Bongkar Penambangan Emas Ilegal, Tiga Tersangka dan Alat Berat Diamankan
- Permintaan Merosot, Harga Komoditas Pertambangan Turun di Desember