Kota Palembang, Sumatera Selatan diselimuti kabut yang berlangsung hampir di seluruh wilayah hingga membuat jarak pandang menjadi menurun, Selasa (20/9).
- Sesar Citarik Diduga Picu Gempa M 4,1 di Bogor, Begini Penjelasan BMKG
- PLN Palembang Tanggapi Cepat Gangguan Listrik Akibat Cuaca Ekstrem
- BMKG Prediksi Kemarau di Sumsel Bertahap Mulai Mei, Masyarakat Diminta Antisipasi Dampak Peralihan Musim
Baca Juga
Kepala Stasiun Meteorologi SMB II Palembang Desindra Deddy Kurniawan mengatakan, dari observasi cuaca, fenomena tersebut terjadi dari pukul 05.00WIB sampai pukul 07.30 WIB dengan jarak pandang terendah 200 meter.
Menurut Desindra, kabut tersebut terjadi akibat suhu permukaan bumi yang lebih dingin sehingga uap air yang berada di atasnya mencapai suhu titik embun dan mengalami kondensasi menjadi titik air yang kecil dan melayang di permukaan sehingga membentuk kabut.
“Dengan seiring munculnya sinar matahari kabut ini akan menghilang,”kata Desindra dalam keterangan tertulis yang diterima kantor berita RMOLSumsel.
Ia menjelaskan kabut tebal itu membuat jarak pandang menjadi terbatas. Sehingga ia pun meminta kepada masyarakat yang melakukan perjalanan saat pagi hari diminta untuk waspada.
“Berbahaya jika terjadi di jalan raya, dunia penerbangan maupun kelautan, karena keterbatasan jarak pandang menyebabkan pengemudi sulit memprediksi jika ada benda atau kendaraan lain di depannya,”imbuhnya.
- Sesar Citarik Diduga Picu Gempa M 4,1 di Bogor, Begini Penjelasan BMKG
- PLN Palembang Tanggapi Cepat Gangguan Listrik Akibat Cuaca Ekstrem
- BMKG Prediksi Kemarau di Sumsel Bertahap Mulai Mei, Masyarakat Diminta Antisipasi Dampak Peralihan Musim