Pasar modal Indonesia mencatatkan kinerja positif sepanjang 2024 dengan penghimpunan dana mencapai Rp259,24 triliun.
- Pemanfaatan LRT Dinilai Belum Optimal
- Presiden Jokowi Tawarkan Peluang Investasi di Indonesia dalam Forum Bisnis Indonesia-China
- 42.700 Orang Gunakan Angkutan Udara Selama November, BPS: Lebih Rendah Dibandingkan 2020
Baca Juga
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi, menyatakan angka tersebut mencakup penawaran umum dari 43 emiten baru yang berhasil mengumpulkan dana Rp17,28 triliun melalui Initial Public Offering (IPO).
"Selain itu, penghimpunan dana juga berasal dari penerbitan Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS)," ujar Inarno dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK Desember 2024 di Jakarta.
Pada 30 Desember 2024, kapitalisasi pasar modal Indonesia tercatat sebesar Rp12.336 triliun, mengalami kenaikan 2,79 persen month to date (mtd) dan 5,74 persen year to date (ytd). Investor non-resident mencatatkan net sales Rp5,03 triliun (mtd) dan net buy sebesar Rp16,53 triliun (ytd).
Di pasar obligasi, Indonesia Composite Bond Index (ICBI) mencatatkan penurunan 0,12 persen (mtd), namun naik 4,82 persen (ytd) ke level 392,66. Investor non-resident mencatatkan net sales Rp2,91 triliun (mtd) dan net sales Rp5,53 triliun (ytd).
Sementara itu, nilai Asset Under Management (AUM) di industri pengelolaan investasi tercatat senilai Rp839,39 triliun, meskipun menurun sebesar 0,55 persen (mtd), namun meningkat 1,78 persen (ytd). Reksadana mencatatkan net subscription Rp5,05 triliun (mtd) dan net redemption Rp1,82 triliun (ytd).