Layanan online yang saat ini menjadi salah satu favorit tua dan muda, TikTok, ternyata dapat berpengaruh terhadap otak manusia dan bisa menghancurkan kreativitas. Begitu juga dengan sejumlah layanan online lainnya seperti situs web streaming Netflix.
- YouTube Serang TikTok, Kreator Diajak Pindah Sebelum Diblokir di AS
- Forum Peduli Marwah Masyarakat Empat Lawang Gelar Aksi Damai di Polres, Desak Proses Kasus Ujaran Kebencian di TikTok
- Banding Ditolak Pengadilan AS, Nasib TikTok Kini di Tangan Donald Trump
Baca Juga
Kritikan pedas itu meluncur dari Pavel Durov, pendiri aplikasi perpesanan Telegram, di saluran pribadinya pada Senin (6/9).
Pria asal Rusia tersebut juga mengatakan bahwa aplikasi dan layanan streaming yang disebutkan di atas telah merusak kreativitas manusia dengan mengalihkan orang dari tugas-tugas yang benar-benar penting.
"Jika kita memelihara otak kita dengan data kehidupan nyata yang memungkinkannya untuk memecahkan masalah, itu akan menghasilkan solusi yang tidak terduga," tulisnya, dikutip dari RT, Senin (6/9).
Otak perlu diberi konsumsi makanan dan informasi yang baik.
Namun, saat ini kebanyakan orang lebih suka memberi makan otak mereka dengan seri Netflix atau video TikTok daripada fakta kehidupan nyata yang dapat membuat kita mengubah dunia.
Menurut Durov, layanan-layanan itu memanjakan otak dengan banyak khalayan, sehingga otak tidak selalu bisa membedakan antara kenyataan dan fiksi. Itu akan membuat orang fokus pada pemecahan masalah yang tidak ada daripada masalah kehidupan nyata.
"Untuk menjadi kreatif dan produktif, pertama-tama kita harus membersihkan pikiran kita dari lumpur lengket yang terbentuk dari konten yang tidak relevan yang dengannya 'algoritma rekomendasi' membanjirinya setiap hari," katanya.
Ia menyerukan manusia untuk melindungi alat mereka yang paling kuat dan berharga, yaitu; pikiran.
- YouTube Serang TikTok, Kreator Diajak Pindah Sebelum Diblokir di AS
- Layanan Streaming Asia Kejar Dominasi Netflix lewat Kemitraan dan Konten Lokal
- 'Squid Game' Musim Kedua Rilis, Saham Korea Selatan Langsung Rontok 30 Persen