Pencarian Bocah Tenggelam Terkendala Tumpukan Sampah Banjir Bandang, Pemkot Turunkan Alat Berat

Eskavator diturunkan ke lokasi Sungai Mesat untuk membersihkan tumpukan sampah pasca bandang sekaligus guna memudahkan pencarian bocah tenggela/ist
Eskavator diturunkan ke lokasi Sungai Mesat untuk membersihkan tumpukan sampah pasca bandang sekaligus guna memudahkan pencarian bocah tenggela/ist

Aliran Sungai Mesat di Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, sedang dilakukan pembersihan dan pengerukan menggunakan alat berat untuk mengangkut tumpukan sampah serta rumpun bambu yang terseret oleh banjir bandang dua hari lalu. 


Upaya ini juga dilakukan untuk memudahkan proses pencarian bocah tenggelam yang masih dilakukan oleh Tim SAR gabungan.

Rifat, seorang warga setempat, mengungkapkan bahwa eskavator digunakan untuk mengeruk dan membersihkan puing-puing banjir bandang di dekat jembatan RT 8, Kelurahan Wirakarya, Kecamatan Lubuklinggau Timur II. 

"Di lokasi tersebut terdapat rumpun bambu besar yang tersangkut di jembatan disertai dengan tumpukan sampah," kata Rifat.

Menurut Rifat, tumpukan sampah yang banyak di sungai menjadi salah satu kendala dalam pencarian anak yang hilang. 

"Pemerintah melalui Dinas PU PR menurunkan alat berat untuk membantu membersihkan tumpukan sampah. Proses pembersihan juga dibantu oleh TNI, Polri, Brimob, dan warga sekitar," tambahnya.

Sampah yang diangkut dari sungai untuk sementara diletakkan di tepian agar tidak menghalangi proses pencarian dan agar aliran air sungai bisa mengalir dengan normal.

Kepala Basarnas Lubuklinggau, Ivan, menyatakan bahwa pencarian bocah tenggelam di Sungai Mesat telah memasuki hari ketiga. 

"Kendalanya adalah tumpukan sampah serta debit air yang fluktuatif akibat hujan deras tadi malam. Namun, sekarang sudah lebih banyak orang yang membantu pencarian," jelas Ivan.

Proses pencarian telah berjalan hingga sejauh 5 km dari titik jatuhnya korban. "Pagi tadi kami sudah melakukan pencarian dari titik awal menuju ke jembatan hingga ke arah ujung sungai. Kami tetap melakukan pencarian sesuai SOP dengan mengenakan APD dan semangat tinggi," tambah Ivan.

Tim SAR tidak menggunakan perahu karet karena adanya banyak bambu runcing serta pecahan botol dan seng tajam yang dikhawatirkan akan merusak perahu karet. "Kami tetap berupaya maksimal dalam pencarian meskipun dengan keterbatasan alat," pungkas Ivan.