Pemkot Palembang Andalkan Beras Lokal untuk Pasar Murah

ilustrasi/ist
ilustrasi/ist

Pemerintah Kota Palembang menghentikan sementara distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari Perum Bulog ke pasar murah. Langkah ini diambil menyusul masuknya musim panen, yang membuat stok beras dari petani lokal meningkat.


Sebagai gantinya, Dinas Perdagangan (Disdag) Palembang berinisiatif mencari distributor beras alternatif dengan kualitas dan harga setara SPHP. Salah satu pilihan yang dipilih adalah beras merek Sawah dari petani di Mariana, Banyuasin.

“Iya, distribusi beras SPHP ke pasar murah memang distop sementara waktu. Ini merupakan kebijakan pemerintah pusat yang berlaku di seluruh Indonesia. Namun, belum ada penjelasan resmi dari Bapenas soal penghentian ini,” ujar Kabid Stabilisasi dan Sarana Distribusi Perdagangan Disdag Palembang, Elsa Noviani beberapa waktu lalu.

Untuk menjaga stabilitas harga dan menghindari lonjakan inflasi, Disdag Palembang menggandeng PT Wilmar, produsen beras lokal dari Mariana, Banyuasin. Beras lokal ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan warga Palembang selama Ramadan sekaligus mendukung Sumatera Selatan menjadi lumbung pangan nasional.

“Sebagai pengganti SPHP, kami menyediakan beras Sawah yang berasal dari petani lokal. Harga untuk ukuran 5 kg cukup terjangkau, yakni Rp 63 ribu untuk kualitas medium dan Rp 68 ribu untuk kualitas premium,” jelas Elsa.

Beras merek Sawah kini tersedia di setiap titik pasar murah yang digelar di 18 kecamatan Kota Palembang selama bulan Ramadan. Selain beras, pasar murah ini juga menyediakan berbagai kebutuhan pokok dengan harga terjangkau.

Harga Sembako di Pasar Murah Palembang:  

– Beras Sawah (5 kg) — Rp 63.000 (medium) / Rp 68.000 (premium)

– Minyakita — Rp 14.700/liter

– Telur Ayam — Rp 25.000/kg

– Gula PSM — Rp 17.000/kg

– Tepung Terigu Tulip — Rp 9.000/kg

– Daging Sapi — Rp 125.000/kg

– Daging Kerbau — Rp 87.000/kg

Langkah Pemkot Palembang ini mendapat sambutan positif dari masyarakat. Pantauan di Pasar Murah Seberang Ulu II menunjukkan bahwa beras "Sawah" menjadi pilihan favorit warga karena harganya yang terjangkau dan kualitasnya yang tidak kalah dengan beras SPHP.