Pemerintah Kabupaten Muara Enim terus menggenjot pembangunan infrastruktur pertanian demi mendorong peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani.
- Operasional PT ASL Dihentikan Sementara, Diduga Penyebab Pencemaran Sungai Lubai yang Tewaskan Ribuan Ikan
- Muara Enim Tak Mau 'Instan', Kirim Putra-Putri Asli di STQH ke-28
- Majelis Hakim Vonis Bobi Candra 4 Tahun Penjara, Jaksa dan Kuasa Hukum Kompak Ajukan Banding
Baca Juga
Salah satu upaya nyata adalah rencana pembangunan embung atau penampungan air yang akan mendukung sistem irigasi dan memungkinkan petani panen hingga tiga kali dalam setahun.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Bupati Muara Enim Edison saat menghadiri kegiatan Panen Raya Padi Serentak bersama Presiden RI Prabowo Subianto secara virtual, Senin (7/4), di hamparan sawah Desa Tanjung Jati, Kecamatan Muara Enim.
Turut hadir dalam kegiatan itu Dandim 0404 Muara Enim Letkol Arm Tri Budi Wijaya, Ketua TP PKK Heni Pertiwi Edison, Kepala Dinas TPHP Ulil Amri, Kepala Bulog Cabang Lahat, Kepala BPS Muara Enim, perwakilan Kementerian Pertanian RI, serta sejumlah penyuluh pertanian dan kelompok tani.
Bupati Edison mengapresiasi capaian hasil panen padi di Desa Tanjung Jati yang mencapai 10,8 ton per hektare.
"Luas hamparan sawah di sini sekitar 131 hektare, dan secara keseluruhan di empat wilayah – Desa Tanjung Jati, Muara Lawai, Lubuk Empelas, dan Kelurahan Muara Enim – total ada sekitar 1.000 hektare," jelasnya.
Melihat potensi tersebut, Edison menegaskan pentingnya ketersediaan air untuk mendukung intensitas tanam.
“Kita akan bangun embung sebagai sumber air, kemudian kita susun jaringan irigasi sekunder dan tersier hingga ke lahan petani. Tujuannya agar sawah tadah hujan yang biasanya hanya panen sekali setahun bisa panen tiga kali,” ungkapnya.
Ia menyebutkan, rencana pembangunan embung akan segera dianggarkan melalui Anggaran Belanja Tambahan (ABT) tahun ini.
“Dengan sistem yang telah dibenahi secara nasional, mulai dari ketersediaan pupuk hingga kepastian harga gabah yang diserap Bulog Rp6.500 per kg, maka kesejahteraan petani kita bisa meningkat signifikan,” tambah Edison.
Edison memaparkan, jika satu hektare sawah menghasilkan 10 ton gabah dengan harga Rp6.500 per kg, maka potensi pendapatan petani bisa mencapai Rp65 juta per musim panen.
“Kalau panen bisa dilakukan tiga kali, maka totalnya bisa Rp195 juta per tahun. Setelah dipotong biaya produksi, bersihnya bisa Rp150 juta per tahun atau sekitar Rp18 juta per bulan,” jelasnya optimis.
Selain pembangunan infrastruktur, Pemkab Muara Enim juga akan menerbitkan kebijakan untuk melindungi lahan pertanian dari alih fungsi. “Kita akan buat surat edaran Bupati, bahkan jika perlu Perda, agar sawah tidak diubah menjadi perumahan. Ini penting untuk menjaga ketahanan pangan daerah,” tegasnya.
Ia pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga keberadaan lahan persawahan.
“Kalau lahan tetap terjaga dan produktif, kebutuhan beras masyarakat khususnya di Muara Enim akan selalu terpenuhi,” pungkas Edison.
- Operasional PT ASL Dihentikan Sementara, Diduga Penyebab Pencemaran Sungai Lubai yang Tewaskan Ribuan Ikan
- Bupati Muara Enim Murka, PT ASL Diduga Cemari Sungai Lubai hingga Ribuan Ikan Mati
- Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat, Pemkab Muara Enim dan Bukit Asam (PTBA) Sinergi Dukung UMKM