Pemerintah Tingkatkan Alokasi APBN di Bidang Kesehatan dan Perlinsos

Menkeu Sri Mulyani/net
Menkeu Sri Mulyani/net

Menkeu Sri Mulyani menilai bahwa dengan peningkatan angka kasus Covid-19 yang kemudian berimbas pada diterapkannya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, maka APBN perlu meningkatkan dukungannya bagi program-program di bidang kesehatan dan perlindungan sosial. 


Untuk pagu di bidang kesehatan, pada tahun 2021 akan mengalami kenaikan lagi yaitu mencapai Rp193,93 triliun.

“Jadi terjadi kenaikan yang sangat tinggi di bidang kesehatan, terutama untuk membiayai diagnostik testing, tracing, untuk biaya perawatan sekarang ini 236.340 pasien, untuk insentif tenaga kesehatan, santunan kematian, dan juga pembelian berbagai obat dan APD," katan Menkeu Sri Mulyanidalam keterangan pers secara virtual usai mengikuti sidang kabinet paripurna yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo di Jakarta, Senin (05/07/2021).

"Anggaran Rp193 triliun juga dipakai untuk pengadaan 53,9 juta dosis vaksin dan bantuan untuk iuran JKN untuk 19,15 juta orang. Di dalam anggaran kesehatan ini termasuk insentif untuk perpajakan bagi sektor kesehatan,” tambahnya.

Sri Mulyani menyampaikan sejumlah indikator perekonomian dan proyeksi realisasi pertumbuhan ekonomi nasional pada semester I tahun 2021 yang berada pada angka 3,1-3,3 persen. 

“Untuk tahun 2021 ini, tadi telah saya sampaikan realisasi semester I pertumbuhan ekonomi di 3,1-3,3 (persen). Inflasi di 1,33 (persen), tingkat suku bunga 6,59 persen, itu lebih rendah dari asumsi 7,29 persen untuk SBN 10 tahun. Inflasi tadi 1,33 lebih rendah dari asumsi APBN yang 3 persen,” ujar 

Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berada di angka 14.299 per dolar AS, lebih rendah dari nilai tukar asumsi 14.600 per dolar AS. Harga minyak berada di 62 dolar AS per barel, lebih tinggi dari harga minyak asumsi 45 dolar AS per barel. Untuk target produksi siap jual atau lifting minyak berada di angka 663 ribu barel per hari, lebih rendah dari asumsi 705 ribu barel per hari. Untuk lifting gas berada di angka 1.007.000 barel setara minyak per hari, sama dengan asumsi pada APBN.

Sementara itu di sisi pendapatan, sampai dengan semester I pendapatan negara mencapai Rp886,9 triliun atau terjadi pertumbuhan 9,1 persen. Angka Rp886,9 triliun ini merupakan 50,9 persen dari target APBN 2021 yaitu Rp1.743,6 triliun rupiah. Pertumbuhan perndapatan negara sebesar 9,1 persen ini, menurut Menkeu, adalah suatu kenaikan yang sangat tinggi dan bagus, terutama jika dibandingkan tahun lalu yang mengalami kontraksi 9,7 persen.

“Penerimaan pajak sudah mencapai Rp557,8 triliun atau 45,4 persen dari target tahun ini Rp1.229,6 triliun. Ini tumbuh mendekati 5 persen, 4,9 persen. Tahun lalu penerimaan pajak kita mengalami hantaman yang sangat kuat yaitu kontraksinya sampai 12 persen atau hanya Rp531,8 triliun. Jadi sekali lagi, dari sisi penerimaan pajak terjadi pemulihan dari minus 12 persen tahun lalu, sekarang melonjak mengalami pertumbuhan mendekati 5 persen,” jelasnya.