Pembeli Mulai Sepi di Penghujung Musim Buah Durian

Pembeli buah durian mulai sepi menyusul masuh musim penghujung/Foto:RMOL
Pembeli buah durian mulai sepi menyusul masuh musim penghujung/Foto:RMOL

Musim buah durian di Kota Lubuklinggau, Provinsi Sumatera Selatan sudah memasuki trip kedua atau segera berakhir setelah sebelumnya pada trip pertama di bulan Agustus kemarin merupakan puncaknya.


Trip kedua kali ini panen buah durian tidak sebanyak pada puncaknya kemarin. Dan diperkirakan trip kedua musim buah durian akan berakhir sampai 10 hari kedepan.

Ujang Ali Fikri pedagang sekaligus petani durian mengatakan trip kedua jumlah buah durian tidak sebanyak saat musimnya kemarin. Sehingga pedagang yang berjualan juga tidak seramai seperti bulan kemarin.

"Saat puncaknya, setiap jalan sudut kota berjejer penjual durian dari pagi hingga ke malam. Sepanjang jalan banjir durian," ungkapnya.

Maka tak jarang kata Ujang banyak pembeli dari berbagai daerah di wilayah Sumatera Selatan datang ke Lubuklinggau untuk membeli durian asli Lubuklinggau. Disamping manis dan legit, harga dijamin goyang alias murah ketimbang ditempat lain.

"Orang dari Jakarta, Bandung, Sekayu, Palembang, Jambi, Bengkuku sampai bawa ratusan durian untuk dibawa pulang," jelasnya.

Lebih lanjut, durian Lubuklinggau dikenal dengan dua varian yakni durian kunyit dan tembaga. Dari jenis itu yang banyak diminati durian tembaga. Harga durian yang dijual bervariasi mulai dari Rp15 ribu sampai Rp30 ribu. 

"Kalau di Palembang mungkin harganya Rp50 ribu sampai Rp70 ribu. Disini orang berebut mau ambil banyak dengan harga sesuai kantong," bebernya.

Ujang juga mengungkapkan, panen durian di trip kedua kali ini sedikit berbeda dengan yang pertama. Sebab rasanya kurang manis. Sehingga pembeli juga sedikit berkurang. Dan petani menyebut tidak manisnya durian di trip kedua dikarenakan adanya gempa.

"Petani rata-rata menyebutnya karena ada gempa. Kita juga tidak tahu dan mengerti hubungannya dengan gempa. Tapi hampir petani durian mengatakan seperti itu. Termasuk dengan faktor hujan ikut mempengaruhi rasa buah," timpalnya.

Ujang mengaku sudah puluhan tahun berjualan buah durian dengan mangkal di Jalan Yos Sudarso, depan Polres Lubuklinggau. 

"Puncaknya di Agustus kemarin, perhari bisa ludes terjual 200 sampai 300 durian. Kalau sekarang mulai sepi, sehari hanya 50 durian," pungkasnya.