Pecinta Tembang Batanghari Sembilan Berduka, Sang Maestro Sahilin Tutup Usia 

Jenazah Sahilin disemayamkan di rumah duka/RMOL
Jenazah Sahilin disemayamkan di rumah duka/RMOL

Dunia hiburan di Sumsel berduka khususnya pecinta tembang musik Batanghari Sembilan. Sang maestro Sahilin tutup usia di usia 69 tahun Sabtu (25/3/2023) sekitar pukul 04.00 WIB. Kabar meninggalnya Sahilin menyebar di gruop WhatsApp yang dibagikan anaknya sulungnya Saidina. 


"Innalillahi wa Inna Ilaihi Raji'un... telah meninggal dunia seniman Musik batanghari sembilan Sahilin pukul 04.00 WIB pagi ini (kabar dari anak Sahilin). Saat ini tengah di rumah duka,"tulis WhatsApp yang dibagikan anak sulung Sahilin. 

RMOL menyambangi langsung rumah duka di Jalan Pangeran Sido Ing Lautan, Lorong Kedukan Bukit II, RT 12, RW 03, Kelurahan 35 Ilir, Kecamatan Ilir Barat II Palembang Sabtu (25/2/2023). 

Dirumah kayu berukuran 4 X 8 meter tempat jenazah Sahilin disemayamkan terlihat keluarga, sanak saudara, kerabat hingga tetangga Sahilin berkumpul untuk menyiapkan segala perlengkapan pemakaman Sahilin yang direncanakan akan dimakamkan di TPU Kandang Kawat, Bukit Lama pukul 14.00 WIB hari ini. 

Saidina anak sulung Sahilin mengatakan ayahnya sehat sehat saja tidak mengalami sakit apalagi terbaring ditempat tidur. Bahkan pada 17 18 Februari ayahnya mengambil Job di Desa Mainan, Kabupaten Banyuasin dan 18 Februari tampil di Desa Tanjung Laut Pedamaran OKI. Lalu di 21 Februari tampil di Desa Fajar Bulan, Pedamaran OKI. Bahkan malam ini almarhum Sahilin dijadwalkan tampil di Sungai Lais, Kalidoni. 

"Sebelum bapak meninggal dio minta urut adek aku (anak bungsunyo) sambil ngomong urut badan aku ni sekuat kuatnyo arena terakhir aku minta urut,"kenang Saidina. 

Tidak lama setelah itu, kata Saidina, ayahnya mengalami sesak napas lalu dibawa ke klinik Opina. Namun setelah sampai di klinik Opina disarankan untuk dirujuk ke rumah sakit. "Waktu ditensi tekanan darahnya sangat tinggi mencapai 220, lalu kami bawa pulang kerumah tidak lama setelah itu bapak tambah sulit bernafas,"tuturnya. 

Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Sahilin meminta kepada Saidina untuk menghubungi anak bungsunya baru sekitar pukul 04.00 pagi tadi nafas bapak sudah tidak ada lagi. 

"Semasa hidupnya bapak memang memiliki riwayat darah tinggi, suka merokok dan minum kopi makannya sedikit,"ungkapnya.