Pasca Lebaran, Jembatan Enim II Akan Ditutup Total Selama Dua Bulan 

Rapat pembatasan dan pengaturan kendaraan angkutan Batu Bara dan angkutan barang yang melewati jembatan Enim II dan jembatan Enim III Desa Karang Raja/ist
Rapat pembatasan dan pengaturan kendaraan angkutan Batu Bara dan angkutan barang yang melewati jembatan Enim II dan jembatan Enim III Desa Karang Raja/ist

Balai Besar Jalan dan Jembatan Nasional berencana bakal melakukan perbaikan Jembatan Enim II yang terancam ambruk diduga akibat dilintasi kendaraan bertonase besar, terutama angkutan batu bara.


Perbaikan ini rencananya bakal dilakukan pasca lebaran Idulfitri 1446 H dengan target pengerjaan selama dua bulan.

“Saat perbaikan permanen nanti, kami ingin Jembatan Enim II ditutup total,” kata PPK Muara Enim-Lahat, Yanu Ikhtiar Budiman, Kamis kemarin (27/2).

Dia mengaku telah melakukan upaya koordinasi bersama dinas PUPR kabupaten Muara Enim, Satlantas dan Dishub Muara Enim terkait salah satu elemen atau gelagar jembatan enim II patah dan mengalami retakan.

“Gelagar tersebut merupakan struktur penahan beban secara elemen kedua hal itu menumpu lantai jembatan,” jelasnya.

Pihaknya juga telah bersurat ke pusat dalam rangka pemeriksaan dan kajian. Nantinya, akan ada tim khusus yang akan melakukan pemeriksaan jembatan. Hal ini demi keselamatan bersama.

“Kami juga ingin ada pengurangan beban yang melintas, karena sesuai permintaan kami ke dinas PUPR,” ujarnya.

Pihaknya akan mengupayakan perbaikan sementara, dengan melakukan pengelasan pada bagian yang patah dan retak, dalam perhitungan perbaikan tersebut akan memakan waktu sekitar 5 hari kerja.

Proses pengerjaan akan dilakukan pada siang hari, sehingga angkutan bertonase tinggi masih tetap bisa melintas di malam hari.

Pada saat pengelasan di siang hari, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dishub dan Kepolisian untuk mengatur laju kendaraan atau bahkan menyetop kendaraan yang bertonase tinggi.

“Karena pada saat pengelasan tidak dibolehkan ada getaran, jadi kita atur nanti komunikasinya seperti apa untuk teknis pengelasan di lapangan,” katanya.

Dia mengaku jembatan tersebut dibangun sejak 1989 lalu, karena itu perlu ada perbaikan permanen dengan melakukan pembongkaran lantai dan penggantian beberapa komponen jembatan.

Sementara itu, Sekda Muara Enim, Yulius mengatakan belum diketahui secara pasti kapan Gelagar tersebut patah serta apa yang menjadi penyebab patahnya gelagar.

Menurutnya, hal terpenting saat ini semua pihak mengetahui bahwa gelagar jembatan Enim II patah dan ada beberapa yang retak, serta telah mengupayakan pencarian solusi saat pengerjaan perbaikan akan seperti apa.

“Ke depan akan mengaktifkan patroli angkutan bertonase tinggi, mengenai teknis penyetopan kendaraan di siang hari nanti pihak Balai Besar yang melakukan perbaikan akan berkoordinasi dengan Dishub serta Satlantas dari kepolisian,” katanya.

Setelah perbaikan ringan, pihaknya akan terus melakukan diskusi dan koordinasi mengenai langkah yang akan diambil ketika perbaikan permanen, karena harus dilakukan penyetopan total selama dua bulan.

“Apakah perusahaan akan stop total pengangkutan, atau seperti apa nanti akan koordinasi lebih lanjut sambil berjalan,” tutupnya.