Partai Demokrat memiliki dua pilihan sikap usai keluar dari koalisi pendukung Anies Baswedan. Dua pilihan itu adalah membangun poros politik sendiri atau bergabung dengan koalisi lain yang sudah terbentuk.
- Bukan di Luar Negeri, Buronan KPK Harun Masiku Masih Ada di Indonesia
- Legislator Nasdem Minta Kejagung Usut Tuntas Uang Rp27 M yang Diserahkan Maqdir Ismail
- Anies-Ganjar Paling Banyak Divote Kader Nasdem, Begini Kata Surya Paloh
Baca Juga
Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Ade Reza Hariyadi menilai Demokrat akan kesulitan dalam membentuk poros baru. Ini lantaran sisa partai yang belum memiliki poros terbilang minim bahkan sudah habis.
Sementara bergabung dengan koalisi pendukung Ganjar Pranowo yang dipimpin PDIP terbilang mustahil bagi partai besutan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tersebut.
"Jika melihat pengalaman pemilu sebelumnya, tampaknya Partai Demokrat lebih realistis mendekat ke kubu Prabowo Subianto dibandingkan alternatif lainnya," katanya saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Senin pagi (4/9).
Terlepas dari itu, Ade Reza memprediksi bakal ada kejutan baru. Terlebih pendaftaran capres baru dimulai Oktober mendatang.
"Unsur kejutan masih mungkin terjadi mengingat pengalaman pemilu sebelumnya banyak koalisi dan pasangan capres-cawapres ditentukan pada posisi last minute," pungkasnya.
Pada siang ini, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berencana memimpin langsung rapat internal pengurus pusat dan daerah di markas Partai Demokrat, Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat.
Tujuannya, untuk menentukan arah usai batal mengusung Anies Baswedan sebagai bakal capres dan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan.
- Misi Jokowi Damaikan Rusia-Ukraina Dinilai Gagal
- Biaya Pemeliharaan PDN Ratusan Miliar, Kok Masih Bobol?
- Di Musra, Mayoritas Relawan Jokowi Rekomendasikan Airlangga Hartarto Capres 2024