Pagar Lapas Empat Lawang Rendah Jadi Penyebab Tahanan Kabur

Kepala Divisi Pemasyarakatan Kemenkumham Sumsel, Dadi Mulyadi. (ist/rmolsumsel.id)
Kepala Divisi Pemasyarakatan Kemenkumham Sumsel, Dadi Mulyadi. (ist/rmolsumsel.id)

Kanwil Kemenkumham Sumatera Selatan (Sumsel) terus melakukan evaluasi dan penyelidikan terhadap kaburnya seorang tahanan Lapas Kelas II B Kabupaten Empat Lawang, kasus narkoba bernama Riansyah (28) warga  Desa Lubuk Layang, Kecamatan Pendopo, Empat Lawang, Minggu (2/1).


Dari hasil evaluasi sementara, ada beberapa faktor yang menyebabkan tahanan kabur. Pertama, kondisi bangunan Lapas yang sudah tidak ideal. Salah satunya, tinggi pagar yang hanya sekitar empat meter.

“Idealnya memang ketinggian lapas itu 6 meter ditambah 1 meter, jadinya 7 meter. Tapi di Lapas Empat Lawang hanya 4 meter. Itupun kawatnya masih biasa sehingga sangat memudahkan bagi napi kriminal untuk meloncat karena pagar yang rendah,” kata Kepala Divisi Pemasyarakatan Kemenkumham Sumsel, Dadi Mulyadi saat dibincangi, Selasa (4/1).

Menurutnya, kondisi bangunan Lapas Empat Lawang merupakan bangunan lama yang belum pernah dilakukan renovasi atau perbaikan. Sehingga, kedepannya akan jadi bahan evaluasi.

Kedua, kondisi over kapasitas serta keterbatasan jumlah petugas di lapas tersebut juga membuat pengawasan sulit dilakukan. Dadi menuturkan, Lapas Empat Lawang dulunya adalah cabang Rutan Tebing Tinggi yang hanya berkapasitas menampung 98 orang.

Namun nyatanya saat ini warga binaan yang menghuni Lapas Empat Lawang seluruhnya berjumlah 287 orang.

"Bisa kita hitung, kurang lebih over kapasitasnya hampir 300 persen," katanya.

Lanjut Dadi, saat ini pihaknya sudah membentuk tim untuk melakukan investigasi atas peristiwa tersebut. Tim juga nantinya akan melakukan pemeriksaan terhadap petugas yang berjaga.

“Jika ditemukan kelalaian ataupun kesengajaan nantinya akan kami beri sanksi,” bebernya.

Sebelumnya, salah seorang tahanan Lapas Empat Lawang bernama Riansyah (28), berhasil kabur. Peristiwa itu terjadi setelah seluruh penghuni lapas termasuk Riansyah baru saja selesai melaksanakan salat zuhur, Sabtu (1/1) sekira pukul 12.48.

"Jadi, setelah salat zuhur mereka kembali ke tempat masing-masing. Hingga akhirnya diketahui ternyata warga binaan ada yang kurang satu atas nama Rian. Kemudian petugas langsung menelusuri ke belakang tembok dan didapati ada bekas kaki melompat ke tembok lalu meloncat ke belakang," tandas Dadi.