Orangtua Korban Pelecehan Seksual di Unsri Minta Kampus Tak Intimidasi Anaknya

Orangtua korban saat menemani korban memenuhi panggilan dekanat FE, (Mita Rosnita/rmolsumsel.id)
Orangtua korban saat menemani korban memenuhi panggilan dekanat FE, (Mita Rosnita/rmolsumsel.id)

Orangtua korban pelecehan seksual di Unsri, Sabtu (4/12), ikut mengantarkan anaknya untuk memenuhi panggilan dekanat Fakultas Ekonomi (FE). Kedatangannya ini untuk meminta dekanat menindak tegas terduga pelaku berinisial R tersebut.


"Dari awal satu bulan lalu masalah sudah kami dapat tapi baru minggu ini kami datang ke Palembang, kami ini dari dusun. Jadi, kami minta pihak Unsri bisa menyelesaikan ini dengan tegas," kata orangtua korban berinisial (C) tersebut kepada awak media.

Selain itu dia juga mendesak agar permasalahan ini tidak berlarut-larut hingga membuat putrinya tersebut mengalami kendala pada kelulusan. 

"Kami mohon kepada universitas ini (Unsri) agar anak-anak kami segera diluluskan. Jangan karena ini jadi menghambat, dan untuk urusan yang berkaitan dengan kepolisian biarlah selesai oleh polisi," tambahnya. 

Tidak banyak yang disampaikannya, terakhir dia berharap agar kampus juga tidak mengintimidasi korban dengan memberikan intervensi lebih. 

"Dan tidak ada lagi intimidasi kepada anak-anak kami, termasuk anak-anak yang lain," pungkasnya. 

Sementara itu, Presma Unsri, Dwiki Sandy mengatakan bahwa pemanggilan yang dilakukan oleh dekanat FE hanya berupa pembahasan kronologis korban saat terjadi pelecehan oleh dosen pembimbingnya itu. 

"Jadi disana cuma menjelaskan kronologis dan kita sudah memberikan surat pemberitahuan bahwa kita telah memiliki Lawyers. Sehingga nanti kedepan akan berhubungan kesana," Ungkapnya. 

Dwiki memastikan bahwa tidak ada ancaman dan penekanan yang diterima korban saat melakukan pertemuan hari inj. 

"Jadi, tidak ada ancaman saat menceritakan kronologis di dalam. Untuk lebih jelasnya lagi nanti ada yang lebih berwenang, yang kami terima baru segitu," tutupnya.