OKU Timur Paling Banyak Terima Vaksin PMK, Ini Alasannya

Penyuntikan vaksin PMK kepada seekor sapi di Sumsel oleh petugas.  [R]
Penyuntikan vaksin PMK kepada seekor sapi di Sumsel oleh petugas. [R]

Provinsi Sumsel mendapatkan alokasi vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sebanyak 12.200 dosis. Jumlah tersebut sangat jauh dari permintaan yang diajukan sebanyak 500 ribu dosis.  


Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumsel, Ruzuan Effendi mengatakan, sebanyak 12 ribu vaksin tersebut akan disebar ke 17 kabupaten kota. Daerah yang paling banyak menerima vaksin yakni Kabupaten Ogan Komerin Ulu (OKU) Timur.

Alasannya bukan karena daerah tersebut tempat Gubernur Sumsel Herman Deru berasal. Melainkan jumlah populasi sapi di wilayah tersebut yang terbanyak di Sumsel. Data Badan Pusat Statistik (BPS), dari total populasi Sapi Sumsel sebanyak 313.185 ekor, sekitar 24,35 persen atau sebanyak 76.263 ekor sapi berada di OKU Timur. 

“Vaksin itu 17 kabupaten kota semuanya mendapatkan bagian, hanya saja yang paling banyak itu di OKU Timur, karena jumlah hewan ternak di sana banyak dan jalur pendistribusiannya aktif,” kata Ruzuan kepada awak media, Selasa (28/6). 

Ruzuan mengatakan, Indonesia sendiri mengimpor vaksin PMK sebanyak 3 juta dosis, namun yang baru datang saat ini hanya 800 ribu dosis.  Adapun hewan ternak yang menjadi sasaran vaksin adalah hewan sehat, betina produktif, dan pedet. Layaknya vaksin Covid-19, vaksin PMK juga memiliki dosis sampai tiga kali. Targetnya, distribusi vaksin tersebut akan selesai pada tanggal 5 Juli 2022 mendatang.

“Nanti sapi yang sudah divaksin akan ditandai, atau rencananya akan diberi chip. Sebab, pemberian vaksin dilakukan sebanyak tiga kali dengan jangka waktu tiga bulan untuk vaksin kedua dan enam bulan untuk vaksin ketiga atau booster,” jelasnya.

Untuk hewan kurban, kata Ruzuan, tidak termasuk ke dalam daftar hewan penerima vaksin lantaran akan segera dieksekusi. “Kalau untuk hewan kurban tidak kita vaksin karena nanti kan akan dipotong,” tambahnya. 

Sementara itu, Wakil Gubernur Sumsel, Mawardi Yahya mengatakan masyarakat tidak khawatir terkait daging hewan ternak yang terjangkit PMK. Sebab tidak mempengaruhi kesehatan pada manusia. 

“Memang kalau dikonsumsi tidak mempengaruhi kesehatan, namun nilai jualnya yang turun. Sehingga peternak rugi. Makanya harus diberantas cepat,” terangnya. 

Oleh sebab itu, Mawardi mengatakan apabila dosis vaksin mashi dibutuhkan untuk memberantas PMK maka akan dilakukan pengajuan lagi untuk menambah jumlahnya.