Petani sawit di Kabupaten Muara Enim tengah menghadapi dilema akibat musim trek. Produksi buah sawit mereka merosot drastis hingga 75 persen. Di sisi lain, harga TBS di kalangan petani naik tipis dari sebelumnya Rp2.410 menjadi Rp2.440.
- Listrik di Pulau Sumatera Berpotensi Kembali Padam Massal, Ini Penjelasan PLN
- Pamit ke Kebun Cabai, Warga Sembawa Hilang Hampir Seminggu
- Perketat Pengamanan Pemilu, Polres Muara Enim Dirikan Posko di Kantor KPU
Baca Juga
Makmur, seorang pengepul sawit di Kecamatan Gunung Megang, mengungkapkan, kenaikan harga ini sedikit banyak membantu memenuhi kebutuhan petani selama musim trek.
"Buah trek ini sangat memperngaruhi pendapatan petani. Setelah melalui musim trek kurang lebih tiga bulan, produksi buah sawit akan kembali normal," ujar Makmur, Kamis (1/8)
Secara keseluruhan perkebunan sawit di Kabupaten Muara Enim telah memasuki musim trek sehingga berdampak produksi buah sawit mengalami penurunan kurang lebih 75 persen.
"Mau bagaimana lagi karena musim trek adalah musim tahunan tidak ada penanganan khusus karena trek ini terjadi setiap tahun," ungkapnya.
Normalnya, satu hektar lahan sawit dapat menghasilkan 1-2 ton TBS. Namun saat masa trek, produksi sawit per hektar hanya mencapai 200 kilogram.
"Walaupun ada kenaikan harga, namun nilainya tidak begitu signifikan," ucapnya.
Meski begitu, kata Makmur, petani hanya bisa pasrah lantaran musim trek merupakan siklus tahunan yang pasti harus dilewati oleh petani.
- Cekcok Mulut Gegara Kecepatan Perahu, Pria di Banyuasin Main Bacok Lawannya
- Polres Banyuasin Limpahkan Berkas dan Tersangka Kasus Tabrakan Maut Jalinsum ke Kejari
- Waspada! Ular Sering Masuk Rumah di Musim Hujan