Musim Kemarau Tahun 2023 Diperkirakan Lebih Kering, 3 Kabupaten di Sumsel yang Miliki Lahan Gambut Diminta Waspada

lahan gambut. (ist/net)
lahan gambut. (ist/net)

Tiga Kabupaten di Sumatera Selatan diminta waspada lantaran pada Mei 2023 diperkirakan musim kemarau akan lebih kering.


Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Iriansyah mengatakan, tiga daerah yang diminta waspada tersebut yakni Ogan Komering Ilir (OKI), Musi Banyuasin (Muba) dan Banyuasin.

Ketiga daerah itu, merupakan kawasan yang memiliki lahan gambut terluas dan terancam terbakar ketika musim kemarau berlangsung.

“POtensi kebakaran sangat besar saat kemarau di lokasi itu. Sehingga diminta untuk waspada.Kejadian pada 2015 dan 2019 itu harus menjadi pembelajaran berharga untuk kita. Pada tahun 2015 ada sekitar 700.000 hektar terbakar dan 2019 329.485 hektar,” kata Iriansyah, Selasa (24/1).

Iriansyah menjelaskan kemarau basah sangat berpengaruh pada pengendalian karhutla. Seperti pada tahun 2020 lalu, luas lahan terbakar hanya 950 hektar, pada tahun 2021 ada 5.216 hektar dan tahun 2022 ada 3.719 hektar.

“Kita berkoordinasi dengan TNI, Polri, Manggala Agni dan juga pemerintah kabupaten dan kota untuk mempersiapkan pencegahan diri karhutla. Mengenai jumlah personel sangat bergantung pada eskalasi kebakaran lahan yang terjadi nantinya,”ujarnya.

Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Sumsel, Edward Chandra menambahkan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pemerintah di kabupaten dan kota di Sumsel untuk memitigasi bencana karhutla.

"Kami sudah mulai berkoordinasi dengan kabupaten dan kota di Sumsel, untuk mempersiapkan lebih dini pencegahan karhutla,”ujarnya.

Ia menjelaskan, berbeda dari tiga tahun sebelumnya kemarau basah mendominasi cuaca di Sumsel. Sebab diketahui kemarau kering memicu karhutla besar yang terjadi di Sumsel pada tahun 2015 dan 2019 lalu.

"Kewaspadaan dengan mempersiapkan mitigasi bencana lebih dini jadi prioritas. Jika memang terjadi kemarau kering dengan jumlah hari tanpa hujan yang panjang, maka segala kemungkinan harus dipersiapkan dengan matang,” ujarnya.

Pihaknya masih memetakan daerah rawan karhutla tahun 2023 sambil menunggu daerah menetapkan status siaga. “Termasuk pemadaman dari udara dan darat akan diterapkan sama seperti tahun-tahun sebelumnya,” ucapnya.