Musim Hujan, Kasus DBD Kota Palembang Mulai Meningkat

ilustrasi (istimewa/rmolsumsel.id)
ilustrasi (istimewa/rmolsumsel.id)

Tren kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Palembang terus mengalami peningkatan. Terlebih saat memasuki musim penghujan. Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palembang mencatat, jumlah kasus DBD di Kota Palembang mencapai 171 kasus untuk periode Januari-Oktober 2021.


Tren kasus mulai meningkat di dua bulan terakhir. Dimana September terdeteksi ada 25 kasus dan Oktober 37 kasus. Sementara di Januari-Agustus, penambahan hanya terjadi 8-10 kasus per bulannya.

Kepala Seksi Pencegahan dan Penanganan (P2) Penyakit Menular (Dinkes) Kota Palembang, Yudhi Setiawan mengatakan, ada tiga kecamatan yang memiliki jumlah kasus DBD terbanyak periode Januari-Oktober. Yakni Kecamatan Sako 26 kasus, Ilir Timur II 19 kasus dan Ilir Barat I sebanyak 16 kasus.

"Sedangkan untuk kawasan ulu yang lebih dekat dengan pinggiran Sungai Musi malah sedikit kasus yang tercatat, Kertapati baru 2 kasus dan Jakabaring ada 3 kasus. Dari seluruh total kasus yang kita catat, usia 4 sampai 12 tahun adalah yang paling rentan terserang DBD ini,,” kata Yudhi saat dibincangi, Kamis (11/11).

Menurut Yudhi, daerah dengan tingkat kepadatan hunian memang lebih cenderung beresiko terhadap penularan DBD. Sebab, virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti menyukai tempat-tempat yang lembab dan padat.

"Jadi kalau kepadatannya tinggi, maka kemungkinan orang yang digigit nyamuk aedes juga akan semakin banyak. Tapi kalau kepadatannya rendah, dengan jarak antar satu rumah juga berjauhan kemungkinan DBD akan sangat kecil, ditambah juga faktor curah hujan," jelasnya.

Upaya pencegahan 3M (Menguras/membersihkan, menutup dan mengubur) masih menjadi langkah efektif dalam pencegahan DBD. “Kami sudah membuat edaran ke camat dan lurah untuk memberantas sarang nyamur di wilayahnya,” bebernya,

Sementara itu, Kepala Seksi P2 Penyakit Menular Dinkes Provinsi Sumsel menyebutkan bahwa Palembang menjadi kota yang paling banyak mengalami kasus DBD. Rinciannya OKU 1 kasus, OKI 11, Muara Enim 42, Lahat 33, Musi Rawas 13, Musi Banyuasin 33, Banyuasin 49, Oku Selatan 3, Oku Timur 70, OI 41, Empat Lawang 12, Palembang 165, Prabumulih 55, Pagaralam 1, Linggau 49, Pali 62 dan Muratara 2 kasus. Namun, dibanding dengan tahun 2020 Sumsel mengalami penurunan kasus cukup drastis.

"Tahun 2020 kita ada 2359 kasus dan tahun ini 642 kasus, artinya penurunan ini cukup banyak. Meski demikian kami tetap memperhatikan dan memberi sosialisasi tentang pentingnya 3M," pungkasnya.