Perusahaan biotek AS Moderna telah mengumumkan memulai uji klinis dosis booster vaksin yang dirancang khusus untuk memerangi varian terbaru Covid-19 yakni Omicron
- OKU Minta Tambahan 3.000 Dosis Vaksin Jenis Pfizer dan Moderna
- Mengenal 10 Jenis Vaksin di Indonesia, Empat Diantaranya Digunakan di Palembang
- Mulai Desember, WNI Penerima Sinovac Bisa Masuk Arab Saudi Tanpa Booster
Baca Juga
Dalam uji coba tersebut, 600 orang dewasa dilibatkan. Dimana, mereka telah menerima dua dosis vaksin Covid-19 Moderna setidaknya enam bulan lalu. Setengah dari mereka ini telah menerima dua dosis booster yang sebelumnya diizinkan. Booster ini menargetkan khusus Omicron dan nantinya akan dievaluasi sebagai dosis ketiga dan keempat. Selain itu, perusahaan juga melaporkan hasil efikasi terhadap omicron booster yang telah diotorisasi.
Kepala Eksekutif Moderna Stephane Bancel dalam pernyataannya menyebutkan enam bulan setelah injeksi booster, tingkat antibodi penetral terhadap omicron berkurang enam kali lipat dari puncak yang diamati 29 hari setelah injeksi. Dari pengamatan tersebut tetapterdeteksi pada semua peserta. Data ini diperoleh dengan mempelajari darah 20 orang yang menerima booster 50 mikrogram, setengah dari jumlah dua suntikan pertama.
“Kami diyakinkan oleh ketahanan antibodi terhadap omicron dalam enam bulan setelah booster yang saat ini disahkan”, katanya dikutip dari Arabnews.com
Meskipun demikian, mengingat ancaman jangka panjang yang ditunjukkan oleh lolosnya kekebalan omicron, sehingga pihaknya memajukan kandidat penguat vaksin varian khusus omicron. "Kami senang untuk memulai bagian dari studi Fase 2 ini,” lanjut Bancel.
Pernyataan Moderna muncul sehari setelah saingannya Pfizer dan BioNTech mengatakan mereka telah memulai pendaftaran untuk uji klinis untuk vaksin khusus omicron. Kedua vaksin tersebut didasarkan pada teknologi messenger RNA, yang membuatnya relatif mudah untuk diperbarui agar dapat mengikuti mutasi khusus untuk varian baru.
Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, mulai melihat penurunan kasus yang terkait dengan gelombang infeksi yang disebabkan oleh omicron, varian paling menular yang terdeteksi sejauh ini, tetapi jumlah infeksi di seluruh dunia terus meningkat.
- Terpidana Korupsi Alat Pencegahan Covid-19, Leksi Yandri Dijebloskan ke Penjara
- HMPV Tidak Akan Jadi Pandemi Seperti Covid-19
- HMPV Melonjak di China, Indonesia Diminta Waspada