Meski Curah Hujan di Sumatera Selatan Diprediksi Menurun, Warga Diminta Waspada Bencana Hidrometeorologi

ilustrasi gambar bencana. (Handout)
ilustrasi gambar bencana. (Handout)

Berdasarkan pemutakhiran data cuaca dari Stasiun Klimatologi Kelas I Sumatera Selatan, curah hujan pada dasarian III Januari 2025 di sebagian besar wilayah Sumatera Selatan berada pada kategori menengah (51-150 mm). 


Meskipun demikian, beberapa wilayah mengalami curah hujan yang lebih tinggi, seperti Pos Hujan Lalan, Kecamatan Lalan, Kabupaten Musi Banyuasin, yang tercatat sebagai curah hujan tertinggi dengan 376 mm.

Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumatera Selatan, Wandayantolis, mengungkapkan bahwa sifat hujan pada umumnya berada pada kategori normal hingga atas normal. 

Beberapa daerah seperti Musi Rawas, Lubuk Linggau, dan Empat Lawang bagian barat mengalami kondisi hujan yang berada di bawah normal, yang menunjukkan adanya variasi dalam intensitas hujan di wilayah Sumatera Selatan.

"Tahun ini, kondisi atmosfer dipengaruhi oleh fenomena La Nina yang diprediksi masih berlangsung hingga Maret 2025, dengan indeks ENSO sebesar -0.65, yang berpotensi mempengaruhi pola curah hujan di wilayah kita," ujar Wandayantolis, dalam keterangannya, Jumat (31/1/2025).

Berdasarkan hasil monitoring Hari Tanpa Hujan (HTH), sebagian besar wilayah Sumatera Selatan mencatatkan penurunan hujan pada dasarian III Januari 2025, dengan HTH terpanjang tercatat di Pos Hujan AWS SMPK Ogan Ilir, Kecamatan Indralaya, Ogan Ilir, yang mengalami HTH selama 9 hari berturut-turut.

Berdasarkan prediksi curah hujan untuk dasarian I Februari 2025, Wandayantolis menyebutkan, sebagian wilayah seperti PALI bagian Utara, Selatan, dan Timur, Musi Banyuasin bagian Barat dan Daya, serta sebagian kecil Prabumulih dan Musi Rawas diprediksi memiliki peluang curah hujan menengah (50-150 mm) lebih dari 70%. 

Sebaliknya, sebagian wilayah seperti Palembang, Ogan Ilir, Banyuasin bagian Utara, dan OKU Timur bagian Barat Daya diprediksi mengalami curah hujan rendah (0-50 mm) dengan peluang lebih dari 60%.

“Meski curah hujan diprediksi menurun pada dasarian I Februari 2025, kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, terutama di daerah-daerah yang rawan banjir dan longsor," tambahnya.

Wandayantolis juga menekankan pentingnya kesadaran masyarakat untuk bijak dalam mengelola sumber daya air dan menjaga kebersihan serta sanitasi lingkungan guna mengurangi risiko bencana. 

"Kami terus memantau kondisi cuaca dan berharap masyarakat tetap berhati-hati dan mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan terjadinya cuaca ekstrem,"ujarnya.

Masyarakat diharapkan untuk tetap mengikuti perkembangan informasi cuaca terkini dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan guna melindungi diri dan lingkungan dari dampak buruk cuaca ekstrem yang mungkin terjadi.