Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno meminta pelaku kuliner di Selandia Baru berkontribusi langsung dalam mempromosikan masakan khas nusantara. hal ini disampaikannya saat melakukan virtual meeting dengan Dubes RI untuk Selandia Baru dan para pelaku kuliner di Selandia Baru Kamis (3/6) lalu.
- Indibiz Sumatera Ajak Pelaku Bisnis Kuliner Berinovasi dalam Kompetisi Inovasi Menu Sehat
- Inovasi Kuliner dari Limbah Pisang, Shofiatun Sukses Olah Gedebog Jadi Camilan
- Nikmatnya Mi Eungkot Suree Khas Aceh, Begini Cara Bikinnya
Baca Juga
Salah satu wacana yang muncul adalah dengan mengadakan food festival ketika pandemi berakhir, karena hal ini bisa pula membangkitkan semangat pelaku kuliner di Selandia Baru. "Saya berharap kita semua berkolaborasi, dalam sebuah kolaborasi yang bisa achievable. Namun, dalam jangka waktu dekat ini sambil menunggu tahun 2022 yang mungkin event substansial kita bisa konsepkan event seperti food festival secara hybrid, virtual,"katanya.
Secara konkrit, Direktur Kuliner, Kriya, Desain dan Fesyen Kemenparekraf Yuke Sri Rahayu, mengatakan akan mengkolaborasikan pelaku kuliner Indonesia di Selandia Baru dalam program MASAMO (Masak Bersama Master Secara Online), dan juga kegiatan BEDAKAN (Bedah Desain Kemasan Kuliner Nusantara).
“Kita bisa kaitkan dengan program MASAMO masak bersama master yang selama ini kita mengawal di daerah destinasi pariwisata super prioritas, kita akan go master chef Indonesia ke sana. Lalu, juga bisa coba kegiatan BEDAKAN, dan meminta para desainer dari Asosiasi Desain Indonesia untuk membuatkan desain kemasan yang ada informasi wisata Indonesia untuk pelaku kuliner di Selandia Baru,” ujar Yuke.
Dubes RI untuk Selandia Baru Tantowi Yahya, menjelaskan bahwa kuliner Indonesia di Selandia cukup berkembang dengan baik, yakni yang semula pada 2017 hanya ada sekitar 3 restoran Indonesia di Selandia Baru, kini pada 2021 ada sebanyak 14 restoran.
"Waktu saya awal bertugas pada April 2017, baru ada 2 atau 3 restoran Indonesia, sekarang berkembang menjadi 14 restoran. Ada yang bentuknya permanen restoran fine dining, ada yang sifatnya cafetaria, food truck, ada yang bentuknya warung. Sebagian besar hasilnya baik, bukan hanya komunitas kita tapi juga orang masyarakat lokal, orang-orang asing pada dasarnya menggemari masakan Indonesia," ujar Tantowi Yahya.
Lebih lanjut, Tantowi menginginkan pelaku kuliner Indonesia di Selandia Baru dapat berkolaborasi dengan Kemenparekraf sebab semua memiliki misi yang sama yaitu memperkenalkan kuliner dan wisata Indonesia.
"Ini harus ada kolaborasi, harus menjadi sinergi antara kemenparekraf dengan mereka karena lokasi mereka ini bagus-bagus, ada yang di tengah kota, di daerah elit, ada yang food truck yang didatangi ratusan hingga ribuan orang setiap minggunya, sayang kalau tidak dimanfaatkan," ujarnya.
Sementara itu, Pemilik Restoran Garuda di Selandia Baru, Burhan, bercerita usaha kulinernya yang menyajikan menu nasi goreng dan mi goreng dengan cita rasa Indonesia sangat diminati warga Selandia Baru. Oleh karenanya, ia sangat antusias untuk berkolaborasi dengan Kemenparekraf untuk memperkenalkan kuliner dan wisata Indonesia.
- Indibiz Sumatera Ajak Pelaku Bisnis Kuliner Berinovasi dalam Kompetisi Inovasi Menu Sehat
- Inovasi Kuliner dari Limbah Pisang, Shofiatun Sukses Olah Gedebog Jadi Camilan
- Kapal Angkatan Laut Selandia Baru Tenggelam dan Terbakar di Samoa