Menlu Lavrov Geram, Rusia Dituduh Curi Formula AstraZeneca

Ilustrasi
Ilustrasi

Isu mengenai vaksin Covid-19 kembali mengundang perhatian publik internasional pekan ini. Sebuah media Inggris, The Sun pada tanggal 10 Oktober kemarin mempublikasikan artikel yang menyebut bahwa Rusia mencuri formula vaksin, yang dikembangkan oleh perusahaan Inggris-Swedia AstraZeneca.


Klaim yang dimuat di artikel itu menyebutkan bahwa mata-mata Rusia mencuri cetak biru untuk vaksin AstraZeneca untuk kemudian membuat vaksin Covid-19 buatan dalam negeri Sputnik V.

Klaim itu dibuat dengan merujuk keterangan dari seorang sumber anonim yang katanya dekat dengan informasi.

Menanggapi kabar itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov membantah dengan tegas.

“Untuk Inggris dan mitra Barat lainnya, saya tidak berpikir seseorang akan menganggap serius pernyataan tidak berdasar ini," kata Lavrov saat berbicara pada konferensi pers di ibukota Kazakh Nur-Sultan pada hari Selasa (12/10).

"Sudah banyak tuduhan tidak berdasar," sambungnya.

Mantan Capres Rusia Ksenia Sobchak Kecelakaan di Wilayah Laut Hitam, Sempat Alami Gegar Otak

Vaksin Covid-19 AstraZeneca memicu laporan yang meski jarang terjadi, namun ada, yakni efek samping seperti pembekuan darah. Laporan semacam itu, kata Lavrov, tidak ditemukan pada Sputnik V. 

"Saya pikir setiap orang yang tertarik akan menarik kesimpulan untuk diri mereka sendiri," tegasnya seperti dikabarkan Al Jazeera.