Menag Berharap Puncak Corona Bukan Bulan Puasa

Badan Intelijen Negara (BIN) memprediksi, puncak sebaran wabah virus corona Covid-19 di Indonesia terjadi bertepatan dengan bulan puasa. Tapi Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi menepis itu.


Menag tidak berkomentar banyak saat ditanya prediksi BIN, yang menyebutkan penyebaran Covid-19 terjadi pada saat bulan Ramadhan, yakni April-Mei 2020. Ia menyebut bahwa itu hanya prediksi.

"Saya nggak (mau komentar) masalah prediksi, ya. Saya nggak boleh ngomong. Itu kan belum tentu gitu,” kata Menag usai menjadi Keynote Speaker di seminar Pra Muktamar ke-48 Muhammadiyah di FKIP UHAMKA, Ciracas, Jakarta Timur, Sabtu (14/3).

Kegiatan pada saat Bulan Ramadhan seperti Shalat Tarawih dan buka puasa di Masjid Istiqlal, lanjut Menag, akan dilakukan seperti biasa.

“Yang jelas kami sudah cerita di Masjid Istiqlal misalnya tetap melaksanakan Shalat Tarawih, tetap melaksanakan ibadah. Kecuali nanti ada perkembangan situasi yang sangat buruk nanti kita pikirkan lagi," katanya.

"Kalau (masjid) yang lain silakan masing-masing," sambungnya.

Sebagai upaya pencegahan, Menag meminta agar masyarakat mengurangi kegiatan berkumpul. Apabila ada pengajian, waktunya jangan terlalu panjang.

"Kemudian usahakan ada kegiatan ibadah nggak terlalu panjang, kegiatan pengajian nggak usah terlalu panjang. Bukan apa, nanti bisa menyebabkan peluang untuk penularan lebih banyak. Kemudian untuk yang merasa kurang sehat baiknya nggak usah ke masjid. Niatnya ibadah tapi jadinya kan bawa mudarat," ucapnya.

Deputi V BIN Afini Boer mengungkap berdasarkan permodelan yang dibuat pemerintah terkait penyebaran virus Corona, puncak penyebaran infeksi virus tersebut diprediksi terjadi 60-80 hari sejak pertama kali diumumkan atau pada April-Mei saat memasuki bulan Ramadhan.[ida]