Bakal Calon Gubernur (Bacagub) Sumsel, Mawardi Yahya memberikan pernyataan mengejutkan saat datang dalam pertemuan akbar dengan masyarakat Musi Banyuasin yang tergabung dalam Presidium Muba Timur di Gedung Serbaguna, Kecamatan Sungai Lilin, Kamis (16/5) lalu.
- Hegemoni Herman Deru, Anomali Mawardi, dan Sensasi Eddy Santana di Pilgub Sumsel 2024
- Salurkan Hak Pilih, Mawardi Yahya dan Istri Jalan Kaki ke TPS 08
- Matahati Ungkap 8 Misi Utama untuk Kemajuan Sumsel di Debat Pilgub
Baca Juga
Dalam pertemuan tersebut, Mawardi Yahya menyebutkan, pemerintahan Herman Deru-Mawardi Yahya (HDMY) tidak mengalami lompatan pembangunan. Dia menilai selama ini tidak ada gebrakan yang berarti selama kepemimpinan Herman Deru selama lima tahun.
"Tidak ada lompatan pembangunan, datar-datar saja," kata Mawardi di hadapan masyarakat. Dia mengatakan, dirinya sebagai wakil Gubernur Sumsel tidak dapat berbuat banyak lantaran terbatasnya kewenangan. Lebih jauh, Mawardi menganalogikan posisinya sebagai ban serep.
"Kalau istilahnya ban serep atau kalau Bahasa lagu tak berdaya," kata Mawardi yang disambut dengan tepuk tangan riuh dari masyarakat. Untuk itulah, dirinya berambisi menjadi Gubernur Sumsel untuk merealisasikan lompatan dan ercepatan pembangunan bagi kesejahteraan masyarakat Sumsel.
"Saya juga akan dukung pemekaran beberapa wilayah menjadi kabupaten dan kota seperti MUBA Timur, Kota Betung, OKI Timur, Kikim Area dan bahkan Provinsi Sumsel Barat untuk bisa menjadi Daerah Otonomi Baru," ucapnya lagi. Menilai ungkapan dari Mawardi Yahya tersebut, Pengamat Politik Bagindo Togar mengatakan, Mawardi seolah membuka bobrok dalam masa pemerintahan dirinya bersama Gubernur Herman Deru.
Tagglinenya Sumsel Bangkit Bersama yang diusung juga seolah ingin mengungkapkan jika kondisi Sumsel saat ini sedang dalam kondisi terpuruk. Atau dirinya yang terpuruk selama lima tahun dibawah Herman Deru.
"Sangat disayangkan karena ucapan tersebut justru terkesan menyidir dirinya sendiri yang selama lima tahun bersama Herman Deru. Aneh sekali seorang Mawardi bisa Baper, karena dalam politik tidak boleh baper jelas ini bukan karakter dia," jelasnya.
Lebih lanjut Bagindo menjelaskan, ide yang disampaikan Mawardi terkait Daerah Otonomi Baru (DOB) bukanlah hal yang baru. Bahkan dirinya menilai ide tersebut bisa jadi titipan seorang tokoh penting dalam tim pemenangan Mawardi.
Hal itu mengacu pada mantan Gubernur Sumsel, Syahrial Oesman yang diketahui Ketua Pemenangan Tim Mawardi Yahyan. "Ide atau konsep DOB itu tidak orisinil, hal ini bisa saja titipan dari tokoh lain yang memang punya posisi penting di tim Mawardi," tegasnya.
Kendati demikian, Bagindo tak menyangkal sikap otokritik yang disampaikan Mawardi untuk memancing berkonflik dengan Herman Deru. Namun hal itu harus lebih elegan karena publik sangat paham lima tahun sebelumnya keduanya merupakan pasangan dalam pemerintahan di Sumsel.
"Itulah kenapa pernyataan tersebut sangat tidak elok, karna tidak sesuai dengan tipikal karaterisktik kepemimpinan Mawardi. Bukan tidak boleh kritik atau otokritik tapi dengan cara elegan, karena publik tahu kalau Mawardi sebelumnya wakil dari Herman Deru. Kalau seperti itu, jadinya baperan dan seperti membuka aib sendiri," pungkasnya.
- Gubernur Herman Deru Minta Pembangunan Stasiun Pengendali Banjir di Sungai Buah Dipercepat
- Gubernur Sumsel Dorong IWAPI Lahirkan Pengusaha Perempuan Sukses dan Berdaya Saing Global
- Kantor DisPerkim Sumsel Digeledah Terkait Pasar Cinde, Gubernur Herman Deru Angkat Bicara